Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
DPRD DIY Cek Lumpur Proyek JJLS Kelok 23 yang Meluber ke Rumah Warga
9 Januari 2025 17:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tinjauan ini dilakukan setelah mendapatkan aduan dari masyarakat pasalnya luapan air dan lumpur itu meluber ke rumah mereka. Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiyantoro meminta Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) segera menangani luapan tersebut.
Dia menilai pelaksana proyek JJLS tersebut tidak memperhatikan potensi lumpur bekas galian tanah dan genangan air mengalir ke pemukiman dan jalan warga selama musim hujan, sehingga membuat air dan lumpur dari proyek tersebut meluap di Jalan Parangtritis pada pertengahan Desember 2024 lalu.
"Tanah yang sudah ada di aliran sungai harus segera diambil, ini tindakan pertama pekan ini," tegas Nur Subiyantoro saat meninjau langsung.
"Apalagi proyek (JJLS) ini akan dilakukan November 2023-Oktober 2025. (Sepanjang) memasuki musim hujan, tekstur tanah harus diperhatikan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Menurut dia antisipasi dini perlu dilakukan Satker PJN dengan langsung mengambil langkah untuk mengantisipasi timbunan tanah tersebut. Mengingat proyek JJLS Kelok 23 ini akan dilakukan selama 720 hari kerja hingga Oktober 2025 mendatang.
Jika tidak segera ditangani, DPRD DIY khawatir persoalan yang sama akan terus terjadi, terutama saat musim penghujan.
"Musim hujan masih panjang sampai Januari atau Februari (2025). Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan pada masyarakat," ucap dia.
Sementara Kepala Satker PJN DIY, Tisara Sita tak menepis bahwa luapan air dan lumpur yang terjadi di Jalan Parangtritis merupakan dampak dari JJLS Kelok 23.
Kata dia, pihaknya telah melakukan pembersihan sedimen di jalan nasional dan jalan desa sekitar proyek JJLS Kelok 23.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah melakukan pembersihan saluran dari sedimen. Sedimen itu memang terbawa (karena arus hujan yang tinggi)," kata dia.
Dia juga mengatakan sudah ada tanggul untuk menangani agar sedimen tidak turun atau masuk ke tanah. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan antisipasi agar tidak terjadi pergerakan tanah di lereng-lereng yang ada dengan menempatkan beberapa pondasi borepile.
(M Wulan)