Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
DPUPKP Kota Jogja Fokus Proyek Sodetan dan SPAH, Atasi Luapan Air dari Sleman
7 November 2024 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Jogja tengah berfokus menyelesaikan sejumlah proyek saluran air guna mengurangi luapan air yang datang dari wilayah hulu.
ADVERTISEMENT
Salah satu proyek yang saat ini tengah digarap adalah pembuatan sodetan menuju ke 2 arah yakni selatan dan barat di wilayah Kelurahan Terban, Gondokusuman, Kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pasalnya yang kerap kali menjadi langganan luapan air ketika hujan turun hingga membuat pemukiman warga terendam.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Drainase DPUPKP Kota Jogja, Rahmawan Kurniadi menyampaikan jika permasalahan di wilayah tersebut terjadi akibat debit air yang masuk ke pembuangan utama belum bisa maksimal.
Ia menyampaikan, terdapat saluran utama untuk menyalurkan air yang turun ke Sungai Code.
Namun, disebutnya saat ini saluran yang membentang dari Sagan yang melewati wilayah Terban menuju pembuangan akhir di Sungai Code, namun terhalang oleh pembangunan Balai RW.
ADVERTISEMENT
“Ini kita paka memang pakai saluran lama yang ukuranya cukup besar dengan diameter 1x1 meter, cuma ternyata saluran utama ada yang kena pembangunan Balai RW, Jadi kapasitas (saluran) berkurang jauh, akhirnya meluap,”ujarnya saat diwawancarai Tugu Jogja pada Rabu (6/11/2024).
Dengan adanya pembuatan sodetan yang baru, ia berharap masalah limpahan air hujan yang meluap ke pemukiman warga bisa berkurang.
Pihaknya juga tengah membuat sumur resapan air hujan (SPAH) guna pemeliharaan jalan dan mengurangi volume air di sekitar jalan C. Simanjuntak.
“Luapan ada juga di Jalan Iromejan. Di kampung itu kita tidak bisa mengendalikan hempasan dari Sleman, ditambah lagi ada juga aliran sungai dari Lembah UGM,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa di wilayah kampung di Kelurahan Klitren tersebut lebih berisiko terendam karena permukaanya yang lebih datar, sementara di wilayah Terban yang berbatasan dengan Kali Code memiliki risiko yang lebih ringan karena kondisi permukaan miring.
ADVERTISEMENT
“Iromejan ini yang paling parah, lebih para Iromejan daripada Terban, karena kalau Terban memang kondisinya miring kalau ini benar benar rata,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) disebutnya berencana membuat sodetan di beberapa titik di Sleman yang berbeda wilayah administrasi.
“Kita berkoordinasi dengan Pemda DIY, karena itu ada di Sleman. Nanti dilarikan ke barat ke Sungai Code, lewatnya ke Sekip (Sleman),” katanya.
Pihaknya juga bekerjasama dengan Bidang Jalan DPUPKP Kota Jogja dalam pembuatan drainase untuk melakukan perawatan jalan yang rusak dengan terlebih dahulu berkoordinasi.
Sementara itu, Lurah Terban, Sigit Kusuma Atmaja menyampaikan wilayahnya memang menjadi wilayah tubrukan air dari wilayah utara dan timur terutama di RW 6 yang menjadi lokasi lewatnya saluran air ke arah Sungai Code.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu warganya turut mengusulkan agar adanya proyek sodetan yang mengarah ke selatan (Jalan Jendral Sudirman) untuk mengurangi debit air yang turun sehingga air tidak menumpuk di pemukiman warga.
“Sementara gorong-gorong yang di Pasar Terban kita matikan dulu selama pembangunan gorong gorong besar di jalan C Simanjuntak, nanti kita arahkan ke situ. Ini jadi evaluasi kita supaya bisa dipecah ke arah Jalan Jendral Sudirman,” jelasnya.
Untuk sodetan ke arah Jalan Jendral Sudirman pihaknya bekerjasama dengan DPUPKP Kota Jogja dan diperkirakan akan rampung pada akhir tahun 2024. (Hadid Husaini)