Konten Media Partner

Driver Ojol di Jogja Minta Pemerintah Turunkan Harga BBM

12 September 2022 18:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 28 September 2022 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa driver ojek online (ojol) di Yogyakarta melakukan aksi demo di Gedung DPRD DIY, Senin (12/9/2022). Foto: Len/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Massa driver ojek online (ojol) di Yogyakarta melakukan aksi demo di Gedung DPRD DIY, Senin (12/9/2022). Foto: Len/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sebayak 2 ribu driver ojek online (ojol) di Yogyakarta demo tolak kenaikan harga BBM di Gedung DPRD DIY, Senin (12/9/2022). Orasi diterima Ketua Komisi C, Memastikan Pihaknya menerima tuntutannya dan akan diteruskan ke pemerintah pusat
ADVERTISEMENT
"Kami terima dan perjuangkan tuntutan para teman-teman ojol. Akan kami teruskan tuntutan ini ke pemerintah pusat," kata Ketua Komisi C DPRD DIY, Gimmy.
Dalam aksi ini gabungan pengemudi ojol Jogja menyuarakan lima tuntutan. Pertama menolak kenaikan harga BBM atau berikan subsidi untuk ojol. Lalu massa juga menuntut pencabutan izin usaha aplikator yang tidak patuh regulasi.
Ketua Komisi C DPRD DIY, Gimmy Rusdin Sinaga, saat menerima massa demo di depan Gedung DPRD DIY, Senin (12/9/2022). Foto: Len/Tugu Jogja
"Kami meminta harga BBM untuk diturunkan. Karena setiap hari kami menggunakan BBM dan kenaikan harga BBM ini sangat luar biasa," kata Ketua Paguyuban Driver Gojek Jogja (Pagodja), Agus Sugito.
Tuntutan pemerataan tarif untuk seluruh aplikator merujuk pada Keputusan Kemenhub Nomor KP 667 tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.
ADVERTISEMENT
Mereka menyuarakan rasa keberatan atas kenaikan harga BBM sebab hal itu dinilai menambah pengeluaraan para driver.
"Karena kenaikan dari BBM 30 persen, sedangkan kenaikan aplikator hanya 15 persen. Itu maksimal. Maka tiap hari kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bisa menyelesaikan tugas kami sebagai driver," terang dia.
"Keempat kami minta pemerintah membentuk payung hukum untuk driver ojol. Serta kelima wujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh driver online Indonesia," terang dia.
Nur Eka Jayanti, sala seorang peserta aksi menilai kenaikan tarif dari aplikasi tidak signifikan dan tidak sebanding dengan harga BBM untuk saat ini.
"Harapannya pemerintah mengkaji ulang kenaikan BBM dan kenaikan tarif. Karena kenaikan tarif dibuat sebelum ada kebijakan kenaikan BBM," ucap Eka.
ADVERTISEMENT
Sebab kondisi saat ini dirasakan Eka sangatlah sulit karena pandemi belum sepenuhnya usai, namun ditambah dengan kenikan harga BBM.
"Sehari dapat Rp50 ribu atau Rp100 ribu saja susah," tuturnya.
Suasana jalan Malioboro kondusif selama aksi unjuk rasa berlangsung. Seluruh driver ojol menyampaikan aspirasi di halaman DPRD DIY. Begitu pula saat massa membubarkan diri. (Len)
Informasi selengkapnya klik di sini.