Konten Media Partner

Dukung Target Nol Emisi, KLHK Sosialisasi FOLU Net Sink di Jogja

22 Mei 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
fotoSosialisasi sub nasional soal peran sektor kehutanan untuk target nol emisi. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
fotoSosialisasi sub nasional soal peran sektor kehutanan untuk target nol emisi. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus melakukan sosialisasi terkait peran sektor kehutanan dan lahan untuk target nol emisi gas rumah kaca di 2030 atau dikenal dengan Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2023.
ADVERTISEMENT
Kali ini, KLHK menyasar Jogja lantaran Kota dengan julukan Istimewa ini juga masih memiliki banyak PR yang harus dirampungkan untuk mendukung percepatan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang andil menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi GRK -140 juta ton CO2 pada tahun 2030 mendatang.
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Novia Widyaningtyas menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menghadapi perubahan iklim yang dinilai semakin mendesak.
"Indonesia telah menyatakan komitmennya kepada dunia internasional untuk mengendalikan perubahan iklim sejak Paris Agreement, dan melalui program Indonesia's FOLU Net Sink 2030, kita berupaya mencapai tingkat emisi GRK -140 juta ton CO2e pada tahun 2030," ujar Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Novia Widyaningtyas, Selasa (21/5/2024).
ADVERTISEMENT
Novia menjelaskan fokus utama FOLU Net Sink 2030 ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan sektor kehutanan dan penggunaan lahan memegang peranan penting, berkontribusi sebesar 25,4% terhadap target nasional.
Khusus untuk wilayah Jawa, program ini, kata dia, disusun dengan memperhatikan karakteristik spesifik wilayah, seperti daya dukung dan daya tampung air, serta luasan lahan kritis. Untuk area tutupan lahan hutan di DIY sendiri diketahui sebesar ± 6,92 persen luas daratan.
Oleh karena itu, KLHK bekerja sama dengan tim pakar dari berbagai universitas mulai dari UGM, IPB, Universitas Brawijaya, dan ITB, menyusun rencana operasional yang detail dan dapat diterapkan secara efektif.
"Di DIY dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tutupan lahan hutan yang minim, menjadi fokus utama dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Ada tujuh rencana operasional untuk wilayah Jawa, dimana enam di antaranya dapat diterapan di DIY antara lain pencegahan laju deforestasi pada lahan mineral, pembangunan hutan tanaman, peningkatan cadangan karbon dengan rotasi, peningkatan cadangan karbon nonrotasi, perlindungan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan mangrove.
Novia menuturkan program ini mendapatkan banyak dukungan internasional dimana artinya dukungan itu menunjukkan keseriusan dunia dalam menangani isu perubahan iklim serta melihat potensi Indonesia dalam kontribusinya pada pengendalian perubahan iklim global.
Ia menyakini adanya kerja kolaborasi berbagai pihak serta dukungan kerjasama internasional menjadi kunci utama keberhasilan Indonesia untuk mencapai target net sink di tahun 2030
"Dukungan internasional terhadap implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 itu terus mengalir terutama terkait kontribusi pendanaan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)