Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Dusun Porot Temanggung Jadi Model Kampung Toleransi Antar Agama
24 Agustus 2019 22:11 WIB

ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro, Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa, menyatakan kekagumannya dengan kehidupan beragama warga Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Bahkan menurut jenderal bintang satu ini, Porot layak menjadi model kampung toleransi antarumat beragama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Di sini saya melihat sesuatu yang unik, kerukunan kehidupan beragama masyarakat cukup bagus. Toleransinya cukup tinggi. Di sini ada gereja, masjid, vihara, dan pura yang saling berdekatan tetapi mereka hidup saling menghargai, " katanya saat mengunjungi kampung tersebut, dalam acara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 74, Sabtu (24/8/2019).
Dikatakan Kasdam, meskipun agamanya berbeda-beda, tetapi mereka saling menghormasi dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan tak menjadi masalah dan tidak dijadikan alasan untuk sebuah perpecahan. Sungguh sebuah kedewasaan berpikir yang sangat bagus.
"Hal ini cukup unik. Perlu diketahui bersama bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras dan saat ini sudah ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin memporakporandakan NKRI, ingin mencoba memecah belah kita dengan mengangkat isu-isu negatif tentang agama, suku, ras. Ini yang ingin saya lihat di sini, tentunya saya ingin mengangkat ini menjadi suatu model yang bisa menjadi contoh bangsa Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
Bupati Temanggung M. Al Khadziq yang juga hadir disitu tampak kagum seraya mengucap alhamdulillah. Dia yakin jika masyarakat Temanggung adalah masyarakat yang bersatu dan bersaudara.
"Temanggung ini adalah kampung untuk semua agama dan kita hidup berdampingan, bersatu, bersaudara. Tanpa pernah memandang perbedaan agama, suku, ras dan juga kita tidak permang memandang perbedaan politik," katanya.
Dia menuturkan, jika dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Temanggung damai, bergotong-royong, dan terbukti di Dusun Porot, Desa Getas ini masyarakatnya tampak saling bersaudara meskipun berbeda-beda agama. Ini sungguh merupakan desa Pancasila yang harus disyukuri bersama, yang harus dirawat bersama kebhinnekaan ini.
"Saya berharap seluruh masyarakat di Temanggung bisa meniru keharmonisan hidup seperti yang terjadi di Dusun Porot ini. Harmonis rukun hidup berdampingan dalam damai,"katanya. (ari/adn)
ADVERTISEMENT