Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Duwet, Buah Langka yang Harganya Kini Semahal Daging Ayam
7 Oktober 2018 11:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Duwet, atau buah yang sering disebut dengan anggur Jawa ini kini mulai banyak diburu. Karena banyak diburu, buah langka dengan nama latin Syzygium Jambolanum ini harganya pun mulai melambung, bahkan hampir menyamai harga buah anggur dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
Buah berwarna biru keunguan hampir hitam dan berbentuk lonjong dengan ukuran sedikit lebih kecil dari buah anggur tersebut laris manis di pasar online lokal. Pedagang-pedagang online lokal mematok harga hingga Rp 30.000 per kilogramnya. Banyak masyarakat yang kaget dan tidak menyangka jika buah tersebut harganya melambung.
Seperti yang diungkapkan Endang (32), warga Padukuhan Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk. Guru honorer di sebuah Sekolah Dasar ini kaget ketika pedagang online yang tinggalnya tak jauh dari rumahnya tersebut menawari dirinya buah duwet dengan harga fantastis, yaitu Rp 30.000.
"Wedan, duwet bisa kayak anggur harganya," ujarnya.
Duwet sebetulnya sudah menjadi buah kenangan masa kecil bagi dirinya. Buah duwet selalu mengembalikan memorinya ke masa ketika dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Karena ketika musim duwet, ia bersama teman-temannya pasti langsung berburu duwet ketika usai jam pelajaran sekolah.
ADVERTISEMENT
Dua titik lokasi yang banyak ditumbuhi pohon duwet selalu ia datangi bersama teman-temannya. Gunung Jompong dan Gua Watu Joglo menjadi daerah favorit dirinya untuk mendapatkan duwet. Buah dengan rasa agak sepet dan asam ini sangat cocok ketika dimakan dengan garam.
"Sekarang pohonnya sudah langka, hampir tidak ada. Makanya saya kaget kalau tetangga saya jual lewat media sosial dengan harga yang sama daging ayam satu kilogram," kata Endang.
Hal yang sama juga dirasakan Trisna, warga Desa Putat. Bahkan sejak harganya 'selangit', memorinya kembali ke masa kecil dulu dan rasa penasaran untuk berburu buah duwet kembali muncul. Sekadar penghilang rasa kangen akan buah duwet, ia rela merogoh kocek untuk membeli buah duwet tersebut.
ADVERTISEMENT
Chaerunnisa, juga warga Putat, mengakui bahwa harga buah duwet sekarang cukup mahal karena dari pengepul harganya juga sudah tinggi. Sebagai seorang penjual online yang hanya sebatas memasarkan buah tersebut, dia mengaku tidak mengetahui alasan mengapa buah duwet bisa semahal daging ayam.
"Tetapi kalau pedagang yang memetik langsung pohonnya bilang, susah nyari buah duwet," ungkap Chaerunnisa.
Sejak pamor buah duwet mulai muncul kembali, hampir setiap hari dia selalu mendapat pesanan buah tersebut. Meski agak repot karena juga melayani pembelian di tempat, namun pemasaran online yang ia lakukan efektif langsung menyasar ke pelanggan. (erl/fra)