Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang kian pesat memunculkan peluang baru di dunia nyata. Salah satunya adalah profesi gamers . Saat ini main game bukan lagi hanya sekadar hobi atau hiburan saja, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan. Sederet game online pun rilis dan menelurkan gamers berbakat, salah satunya Free Fire.
ADVERTISEMENT
“Ini memberikan wadah buat anak muda yang suka dengan game dari mana mereka bukan sekedar untuk hobi, tetapi juga bagaimana mereka bisa pro,” ujar Yudith Sabrina , Head Of Sales Central Java 2 Central Region, dalam event AXIS ESPORTS LABS di Yogyakarta, Sabtu (18/5/2024).
Ratusan orang menunjukkan kebolehannya dalam bermain game Free Fire di event ini. Tak hanya laki-laki, terlihat sejumlah gamers perempuan juga unjuk gigi.
“Untuk hari pertama ada 60-an lebih tim. Habis qualifier, kita sisain untuk semi final dan grand final. 1 tim ini 4-5 orang beserta cadangan,” ujar Head of Commercial EVOS, Tony Tham.
Menurutnya, Jogja menjadi salah satu daerah potensial gamers pro yang ada di Indonesia. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa eSports Labs digelar di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menghadirkan turnamen, tetapi juga menyediakan momen langka seperti acara nonton bareng laga pertandingan EVOS Glory melawan ONIC yang dilaksanakan secara eksklusif.
Tips Menjadi Gamers yang Pro
EVOS Rasyah, gamers termuda dengan usia 14 tahun mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang pro gamers, dibutuhkan Latihan yang intens. Ia bercerita bahwa dirinya sudah berlatih sejak SD untuk bisa menjadi pro gamers.
“Aku dulu Latihan dari pulang sekolah, ya jam 1 siang sampai jam 10 malam. Break di makan siang, makan malam, dan maghrib,” katanya.
Saat disinggung apakah bermain game mengganggu waktu sekolah, ia menampik hal tersebut. Menurutnya, upayanya untuk berlatih tidak mengganggu kegiatan sekolah.
“Enggak ganggu jam sekolah. Sampai sekarang pun juga nggak ganggu jam sekolah,” tuturnya.
Dukungan untuk Gamers Perempuan
Bila berbicara soal game, hal ini diidentikkan dengan laki-laki. Bahkan, penelitian menunjukkan jumlah gamers laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti perempuan tidak bisa menjadi seorang gamers.
ADVERTISEMENT
“Untuk temen-temen yang perempuan yang berjuang jadi seorang gamers, ayo semangat! Jangan menyerah. Kita perempuan juga bisa kok jadi gamers yang pro,” ujar EVOS Merc.