Konten Media Partner

Fenomena Tanah Ambles Kembali Terjadi di Gunungkidul

6 Januari 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanah ambles di Padukuhan Karangawen, Desa Karangawen Kecamatan Girisubo. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Tanah ambles di Padukuhan Karangawen, Desa Karangawen Kecamatan Girisubo. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Fenomena tanah ambles kembali melanda kawasan Gunungkidul. Kali ini, tanah ambles mirip dengan goa vertikal ditemukan di Padukuhan Karangawen, Desa Karangawen Kecamatan Girisubo. Fenomena yang sering disebut dengan Sinkhole ini memang sering terjadi di wilayah Gunungkidul terutama di musim penghujan.
ADVERTISEMENT
Minggu (5/1/2020) pagi, warga di padukuhan Karangawen geger dengan fenomena tanah ambles yang terjadi di lahan milik Rajiman. Di tanah yang kini tengah tanaman padi gogo setinggi 20 cm tersebut terlihat menganga dengan diameter sekitar 3 meter dan berkedalaman sekitar 5 meter. Tanah tersebut ambles diduga ketika di wilayah ini terjadi hujan lebat beberapa hari yang lalu.
Kepala Dukuh Karangawen, Yuono menuturkan, tanah di lahan milik Rajiman tersebut mulai terlihat ambles hari Minggu pagi. Diperkirakan, tanah tersebut ambles akibat hujan deras yang terus menerus terjadi di wilayah ini dalam beberapa hari terakhir. Kemungkinan awalnya air mengalir ke dalam tanah melalui rongga yang ukurannya kecil.
“Tetapi karena debitnya semakin besar makan rongganya juga semakin membesar,”tuturnya, Senin (6/1/2020).
Tanah ambles di Padukuhan Karangawen, Desa Karangawen Kecamatan Girisubo. Foto: Istimewa.
Yuono menambahkan, kemungkinan besar tanah tersebut ambles karena ada rongga yang menuju ke Luweng di dekat lahan milik Rajiman. Beberapa ratus meter dari lahan milik Rajiman memang sudah lama ditemukan adanya Luweng. Luweng tersebut memang salah satunya menjadi jalan masuk air ke dalam tanah ketika musim penghujan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolsek Girisubo, AKP Mursidiyanto membenarkan adanya fenomena Sinkhole di wilayahnya. Ia meminta kepada warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaannya dan untuk sementara tidak mendekat di kawasan tanah yang ambles tersebut. Sebab, dengan intensitas hujan yang terus terjadi belakangan ini, kemungkinan diameter dan kedalaman sinkhole tersebut semakin bertambah dan dikhawatirkan bisa runtuh alias longsor.
“Warga sudah kami himbau untuk tidak mendekat, demikian juga pemilik lahan agar berhati-hati. Terlebih kalau terjadi hujan dengan intensitas yang cukup besar,”ujarnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Eddy Basuki mengakui jika sinkhole sudah sering ditemui di wilayahnya. Fenomena Sinkhole ini sering terjadi di kawasan pegunungan batu Karst seperti Gunungkidul. Ia meminta warga untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya terkait dengan fenomena ini.
ADVERTISEMENT
“Sejak tahun 2017 yang lalu, sudah ada 31 peristiwa serupa dengan yang terjadi di Karangawen tersebut. Dan bahkan sudah menjadi kajian dari beberapa ahli. Sinkhole sering terjadi di daerah pegunungan karst. Itu dimungkinkan karena ada sungai bawah tanah,”terangnya.
Berdasarkan pemetaan yang pihaknya lakukan tiga tahun lalu atau saat terjadi badai Cempaka tahun 2017, fenomena tanah ambles juga terjadi di beberapa kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut memilik struktur tanah yang rawan ambles, di antaranya seperti Panggang, Saptosari, Ponjong, Rongkop, Girisubo dan juga Semanu.