Konten Media Partner

Geliat Sanggar Tari di Yogyakarta Hadapi Pandemi COVID-19

26 Juni 2020 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak Sanggar Seni Kinanti Sekar sedang berlatih menari. Foto: Sandra.
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Sanggar Seni Kinanti Sekar sedang berlatih menari. Foto: Sandra.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 rupanya juga berdampak pada bidang seni dan kebudayaan di Yogyakarta. Kegiatan seni yang biasanya dihadiri banyak orang kini seolah mati suri. Meski beberapa di antaranya beralih ke online, namun tak sedikit pula yang kesulitan untuk berkarya.
ADVERTISEMENT
Sanggar Seni Kinanti Sekar, salah satu sanggar di Yogyakarta pun merasakan dampaknya. Sebelum pandemi COVID-19, setiap jam 3 sore hingga jam 10 malam, sanggar ini tak pernah sepi kegiatan. Anak-anak dengan riangnya belajar tari khas Yogyakarta.
“Sanggar kami terhenti karena pemerintah sudah menganjurkan menghentikan segala aktivitas yang berhubungan dengan orang banyak, itu membuat sanggar langsung off, break, itu yang saya sedih,” ujar Kinanti Sekar Rahina, Pemilik Sanggar Seni Kinanti Sekar, Jumat (26/6/2020).
Kinanti Sekar Rahina, Pemilik Sanggar Seni Kinanti Sekar, saat memimpin kelas menari. Foto: Sandra.
Rupanya, sanggar tari yang sudah berdiri sejak tahun 2015 ini menjadi wadah pelepas rindu untuk menari bagi banyak orang. Para pengajar di sanggar pun juga harus rehat sejenak akibat pandemi COVID-19 ini.
Wanita yang akrab disapa Sekar ini menyampaikan bahwa sanggar tersebut sempat membuka kelas online untuk anak-anak. Sayangnya, banyak di antaranya yang tak bisa mengikuti kelas online ini.
ADVERTISEMENT
“Berjalan, namun kendalanya banyak siswa yang mungkin tidak semuanya bisa mengikuti. Kita tidak bisa memaksa mereka untuk ikuti kelas online, akhirnya kita berhenti,” katanya sedih.
Wacana new normal lantas membawa kabar bahagia bagi Sanggar Seni Kinanti Sekar. Berbagai upaya disiapkan untuk kembali menghidupkan sanggar setelah berminggu-minggu berhenti.
“Buat saya, ini adalah new normal bagi kami, kita membuat bahwa hidup sehat, kembali new normal membawa kebahagiaan melalui seni,” ujar Sekar.
Sekar mengatakan bahwa ada bagian dari dirinya yang hilang ketika dipaksa tak menari akibat pandemi COVID-19 ini. Pasalnya, ia biasa mengajari anak-anak sanggar untuk menari setiap harinya.
Kinanti Sekar Rahina, Pemilik Sanggar Seni Kinanti Sekar (kanan) melakukan salam Sanggar Seni Kinanti Sekar dengan salah seorang siswa. Foto: Sandra.
Pihaknya pun mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut era new normal mulai dari penyediaan fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer, serta memperbarui sistem agar tetap mematuhi protokol pencegahan COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Sistem pembelajaran yang biasanya 1 kelas bisa 10 sampai 15 orang, kami membatasi, jadi satu kelas hanya 7 orang dengan pengajar, dan jarak sudah kami tentukan. Jadi 6 anak (dalam satu kelas), keenamnya juga tidak semuanya menari, jadi 3 istirahat, 3 menari,” kata Sekar.
Tak hanya itu, anak-anak yang dalam kondisi sakit tidak diperkenankan untuk mengikuti kelas dan dianjurkan untuk berisitirahat. Pihaknya berharap, new normal ini bisa kembali menghidupkan sanggar tari tersebut.
Kinanti Sekar Rahina, Pemilik Sanggar Seni Kinanti Sekar (depan) saat mendampingi latihan menari. Foto: Sandra.