Gelombang Tinggi Hantam Pantai Selatan di Gunungkidul Jelang Gerhana Bulan

Konten Media Partner
26 Mei 2021 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pesisir pantai selatan yang diterjang gelombang tinggi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pesisir pantai selatan yang diterjang gelombang tinggi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Jelang fenomena alam Supermoon dan gerhana bulan Rabu (26/5/2021) malam ini, gelombang di Pantai Selatan Gunungkidul alami peningkatan cukup signifikan. Sejak Rabu dinihari, gelombang tinggi menghantam sepanjang pantai Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Di Pantai Baron, jelang fenomena alam Super Moon dan gerhana bulan, gelombang laut mencapai ketinggian 4 meter lebih. Air laut bahkan hingga sampai ke bibir talud yang awalnya berada sekitar 100 meter dari bibir pantai. Akibatnya, ketika gelombang tinggi menghantam, perahu-perahu mereka terombang-ambing di atas air dengan posisi masih tertambat di tali.
"Kami sudah tahu akan ada gelombang tinggi. Kami mengantisipasinya dengan tidak pergi melaut untuk mencari ikan dan memilih memarkir perahu dengan yang telah ditentukan," ujar Ketua Nelayan Pantai Baron, Sumardi.
Akibat air yang tinggi, satu perahu dengan perahu yang lain yang diparkir saling bertubrukan. Setidaknya ada 5 perahu nelayan yang rusak di bagian sayapnya karena saling bertubrukan. Para nelayanpun nekat menerjang gelombang untuk menyelamatkan perahu mereka.
Para nelayan menarik parahu usai diterjang gelombang tinggi di pantai selatan. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Bermodalkan tali yang dililitkan di tubuh mereka, para nelayan berusaha menggapai perahu dan menyelatkan jaring di dalam perahu agar tidak hilang terbawa arus air laut yang cukup deras. Mereka juga berusaha mengencangkan tali yang tertambat di perahu agar tidak lepas.
ADVERTISEMENT
Sarmidi mengungkapkan gelombang laut mulai terlihat meningkat sejak Selasa (25/5/2021) sore. Dan Rabu pagi ombak semakin tinggi hingga menggenangi pinggiran pantai Baron yang sebelumnya digunakan untuk memarkir perahu.
"Air itu tadi pagi masuk sampai ke talud tempat warung-warung makan itu. Namun mulai berkurang selepas siang,"tuturnya, Rabu.
Akibat peristiwa tersebut, para nelayan mengalami kerugian jutaan rupiah. Sayap perahu mereka banyak yang patah sehingga membutuhkan perbaikan ketika akan melaut nanti. Mereka masih was-was karena prediksi BMKG gelombang tinggi akan berlangsung dalam sepekan nanti.
Di pantai Drini, air laut sempat masuk ke belasan warung yang berjarak di 100 meter dari bibir pantai. Sejumlah pemilik warung kalang kabut menyelamatkan barang-barang mereka agar tidak rusak ataupun terbawa air ke tengah lautan. Beruntung gelombang tinggi tersebut sampai merusak bangunan.
ADVERTISEMENT
"Iya tadi. Air masuk sampai ke dapur bagian belakang warung. Tetapi alhamdulillah tidak ada yang rusak,"ungkap Dina, anak dari salah seorang pemilik warung di Pantai Drini.
Suasana pesisir pantai selatan yang diterjang gelombang tinggi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Meski demikian, wisatawan nampak memadati kawasan pantai di hari libur nasional dalam rangka Peringatan Waisak. Di Pos Retribusi Utama Baron, antrean kendaraan roda empat tampak memanjang sekitar pukul 10.30 WIB. Tak hanya kendaraan pribadi, sejumlah bus pariwisata pun juga terlihat berdatangan.
Koordinator Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Baron, Paryadi mengatakan sejak pukul 09.30 WIB kendaraan mulai berdatangan. Sebagian di antaranya pun merupakan kendaraan asal luar DIY seperti Klaten dan sekitarnya, melihat dari plat nomor kendaraan.
"Meski demikian, kendaraan yang masuk pada libur Waisak kali ini terbilang normal,"ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menilai banyaknya wisatawan asal luar DIY pada libur Waisak ini terjadi lantaran saat Lebaran ada aksi penyekatan di perbatasan. Karena jumlah wisatawan luar DIY saat itu pun terbilang minim. Lebaran kemarin kebanyakan warga lokal DIY, dan baru sekarang ini ada wisatawan dari luar.