Konten Media Partner

Gereja di Yogyakarta Kurangi Nyanyian Saat Ibadah di Era New Normal

21 Juni 2020 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Gereja Katedral Jakarta. Foto: ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Gereja Katedral Jakarta. Foto: ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menghadapi new normal yang rencananya akan berlangsung di Yogyakarta pada bulan Juli 2020 nanti, sejumlah tempat ibadah mulai memperbaiki diri. Mulai dari menyediakan fasilitas cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, hingga pembatasan jumlah umat di dalam tempat ibadah.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Gereja di Yogyakarta masih belum dibuka untuk masyarakat. Banyak di antaranya yang masih mempersiapkan diri untuk menyambut new normal ini. Hal ini pun dilakukan oleh Gereja Kotabaru. Ada perubahan peribadatan saat masa new normal nanti.
“Nyanyian tetap ada tapi tidak seluruh bagian. Salam damai tetap ada tapi berubah bentuknya yakni tidak bersalaman melainkan bisa membungkuk tanda hormat atau mengatupkan tangan di dada,” kata Romo Thomas Septi Widhiyudana, Vikaris Parokial Gereja Santo Antonius Kotabaru, Minggu (21/6/2020).
Gereja yang mampu menampung kurang lebih 2000 umat dalam sekali ibadah ini juga akan mengurangi kapasitas umat di era new normal. Rencananya, kapasitas umat di dalam Gereja dalam sekali ibadat akan dibuat 400 orang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia menyampaikan bahwa umat wajib mengenakan masker selama ibadat berlangsung. Ia pun mengimbau umat untuk tidak meremehkan protokol COVID-19 yang dibuat oleh Gereja maupun instansi lain.
“Sebetulnya yang tidak boleh kita lupakan soal protokol new normal ini adalah bukan hanya soal kita bisa misa atau tidak, tapi bagaimana kita menjaga keselamatan jiwa umat yang datang ke gereja dan masyarakat pada umumnya,” katanya.
“New Normal tidak berarti virus hilang . New Normal menuntut kita untuk tetap disiplin dan waspada karna virus masih ada di sekitar kita,” lanjutnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh Gereja Nandan. Lagu pujian pun akan dikurangi saat ibadah di era new normal berlangsung nanti.
“Nyanyian hanya minimal saja. Mungkin nantinya cukup: Pembuka, Alleluya, Kudus, Penutup. Hanya beberapa saja yang dinyanyikan,” tutur Romo Antonius Dodit Haryono, Pastur Paroki Gereja Santo Alfonsus de Liguori Nandan.
ADVERTISEMENT
Berbagai fasilitas mulai dibangun untuk memenuhi protokol pencegahan COVID-19. Setidaknya, 13 tempat cuci tangan sudah disiapkan untuk menyambut new normal. Tak hanya itu, jika biasanya Gereja Nandan hanya menggelar 3 kali ibadat mingguan, di era new normal nanti akan ada 6 kali ibadat mingguan.
“(Kapasitas umat dalam Gereja saat new normal) sekitar 250 orang. Dengan pembagian misa 6 kali itulah, lingkungan-lingkungan dibagi supaya semua bisa terpantau,” ujarnya..
Lebih lanjut, pihak Gereja tetap menerim umat dari luar Paroki Nandan. Namun, protokol kesehatan tetap diberlakukan mulai dari mengenakan masker selama ibadat, cuci tangan sebelum ibadat, dan melakukan pengukuran suhu tubuh.
Hingga kini, Gereja di Yogyakarta masih menunggu keputusan dari Keuskupan Agung Semarang terkait dengan pembukaan Gereja untuk peribadatan.
ADVERTISEMENT