Konten Media Partner

GKR Mangkubumi Soroti Objek Wisata Alam DIY yang Kian Rusak

21 Januari 2025 14:06 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GKR Mangkubumi putri sulung Sultan HB X. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
GKR Mangkubumi putri sulung Sultan HB X. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk kepedulian nyata kepada alam untuk generasi yang akan datang, GKR Mangkubumi, sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Keraton Yogyakarta menyampaikan bahwa Keraton kini sedang menata wilayah Merapi dan Parangkusumo di selatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Gusti Mangkubumi, untuk mengembalikan kembali fungsi alam sebagaimana mestinya, sekaligus menjaga kelestariannya.
Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara penanaman pohon langka di objek wisata Nawang Jagad, Kaliurang, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin (20/1/2025).
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi inisiasi penanaman pohon yang harapannya menyebar lebih luas lagi.
"Kami juga sedang menata wilayah Merapi dan Parangtritis. Karena setiap tahun ternyata wilayahnya semakin rusak kan aneh ya. Maka dari itu, kita sedang menata dua wilayah ini," kata Gusti Mangkubumi.
Lebih rinci, ada dua fokus penataannya tersebut adalah yang pertama gumuk pasir yang berada di Pantai Parangtritis. Kedua adalah kawasan lereng Gunung Merapi.
"Ada gumuk pasir, satu dari dua di dunia selain Perancis. Kita punya 400-an hektare tapi di tahun 2020, ada keputusan Gubernur DIY seluas 114 hektar, namun kenyataan hanya ada 17 hektare. Gumuk pasir juga jarang muncul, ini diakibatkan karena pasir berkurang di Merapi, sehingga bentukan bachan di Parangtritis tidak terwujud," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sesuai tujuan dari Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta yang mana terkhusus menangani persoalan lingkungan tersebut, putri sulung Raja Kraton Yogyakarta itu berharap barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik, begitu juga awasan Gunung Merapi kembali menjadi gunung yang penuh pasir.
"Makanya kami bercita-cita dan punya harapan untuk Gunung Merapi itu kembali gunung seperti yang disampaikan oleh Ngarsa Dalem, agar Gunung Merapi itu penuh dengan pasir. Dan pada barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik," jelasnya.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, pihaknya turut mengajak seluruh stakeholder untuk selalu menjaga lingkungan salah satunya penanaman yang dilakukan pada hari ini (20/1).
"(Mungkin) dengan penanaman seperti ini juga bisa penanaman di kawasan-kawasan Merapi. Nanti bisa diatur dan minta bantuannya dinas terkait untuk penanaman kembali, bisa kopi, bisa buah-buahan di sana, agar pasir-pasir itu tidak diambil. Apalagi kan gunung itu muter ya jadi separuh di DIY dan separuh lagi di kawasan Jawa Tengah. Nah tentunya kita tidak bisa berdiri sendiri di urusan aturan di DIY tapi karena gunung itu di dua provinsi jadi perlunya kolaborasi yang sangat serius untuk itu," terangnya.
ADVERTISEMENT
"(Oleh karena itu), sekali lagi kami minta bantuan dari teman-teman semua untuk mari kita bersama-sama untuk penataan kawasan lebih baik lagi. Gunung itu kan merupakan paku bumi ya, jadi marilah kita rawat gunung-gunung yang ada di seluruh Indonesia ini bisa lebih baik lagi," tandasnya.
Mengenal Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa
Sebagai informasi, mengutip postingan yang diunggah @komifodiy di Instagram, Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa memiliki tiga cabang utama yang masing-masing memiliki fungsi khusus.
Pertama, Kawedanan Reksa Suyasa, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah di dalam kompleks Karaton. Setiap sudut, setiap ukiran, dan setiap detail arsitektur yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kasultanan berada di bawah pengawasan mereka.
ADVERTISEMENT
Kedua yakni Kawedanan Panitikisma, mengurus segala hal yang berkaitan dengan pertanahan. Mereka berperan dalam mengelola dan mengatur penggunaan tanah Kasultanan, memastikan bahwa warisan tanah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya yang melekat padanya.
Ketiga, Kawedanan Sasana Pura, bertanggung-jawab untuk mengelola situs-situs cagar budaya yang berada di luar tembok Karaton. Mereka memastikan bahwa tempat-tempat bersejarah ini tetap terjaga keasliannya dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dapat disimpulkan bahwa Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa adalah penjaga warisan, pemelihara tradisi, dan penghubung antara masa lalu yang gemilang dengan masa depan yang berkelanjutan.
Melalui kerja keras dan dedikasi mereka, nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya Kasultanan Yogyakarta tetap hidup dan relevan untuk generasi masa kini dan masa depan.
ADVERTISEMENT
(Olive)