Konten Media Partner

Gunungan, Tradisi Sedekah ala Raja Jogja yang Tak Lekang oleh Waktu

12 Agustus 2019 13:53 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Jogja berebut gunungan Idul Adha di Pura Pakualaman Yogyakarta, Senin (12/8/2019). Foto: Birgita.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Jogja berebut gunungan Idul Adha di Pura Pakualaman Yogyakarta, Senin (12/8/2019). Foto: Birgita.
ADVERTISEMENT
Bersedekah adalah perbuatan yang mulia. Apalagi jika perbuatan baik itu telah menjadi suatu budaya yang melekat secara turun-temurun. Itulah yang terus dirawat hingga kini oleh raja di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Di Keraton Yogyakarta, usai setiap perayaan hari besar umat Islam, sedekah dari raja untuk rakyat ditampakkan dalam bentuk upacara Gunungan yang diadakan tiga kali dalam setahun: Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan khusus di momen Idul Adha ada yang namanya Grebeg Besar. Adapun Gunungan itu berisi berbagai makanan yang disusun hingga menjulang.
Pada momen Idul Adha tahun 2019, tujuh buah gunungan disediakan Keraton Yogyakarta dan diarak menuju tiga tempat: Masjid Kauman, Kantor Kepatihan, dan Puro Pakualaman.
Prosesi dimulai dengan pawai para prajurit bregada (pasukan perang Keraton Yogyakarta). Selanjutnya, pawai akan membentuk barisan, lalu bergerak ke tempat gunungan tersebut ditempatkan, dan kemudian mengawalnya.
Gunungan yang diarak untuk diperebutkan warga. Foto: Birgita.
Sejak Senin pagi (12/8/2019), mulai warga lokal, turis domestik, hingga mancanegara sudah memadati area keraton untuk melihat prosesi Gunungan. Mereka tak sabar untuk berebut Gunungan.
ADVERTISEMENT
Rupanya, warga tak hanya memadati area keraton saja. Sebagian warga ada yang sudah mendahului ke tempat gunungan akan diletakkan. Sebagian dari mereka percaya, jika memperoleh bagian dari Gunungan itu, maka mereka akan mendapat berkah.
Sarjilah, warga Jogja, mengaku sudah berada di halaman Puro Pakualaman sejak jam 9 pagi. Dia mengaku sudah sering datang ke acara Grebeg, tetapi belum pernah kesampaian mendapatkan makanan dalam Gunungan. Itu sebabnya dia rela datang pagi hanya untuk mendapat bagian gunungan.
"Saya di sini dari jam 9 nungguin. Sudah sering ke sini tapi belum pernah dapat. Semoga berkahlah," ujar Sarjilah saat ditemui di halaman Puro Pakualaman pada Senin (12/8).
Tak hanya warga, siswa SD Negeri Puro Pakualaman pun juga tak mau ketinggalan untuk ikut berebut Gunungan. Mereka mengaku senang sekali, walaupun harus berebut satu sama lainnya.
ADVERTISEMENT
"Dapat kacang panjang. Senang. Tadi rebutan," ujar siswa SD itu kompak. (Birgita/adn)