Konten Media Partner

Guru Besar UGM Tanggapi Usulan Program Makan Bergizi Pakai Dana Zakat

17 Januari 2025 8:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar Fisipol UGM, Prof Wahyudi Kumorotomo. (Foto: M Wulan)
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Fisipol UGM, Prof Wahyudi Kumorotomo. (Foto: M Wulan)
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fisipol UGM, Prof Wahyudi Kumorotomo turut menanggapi adanya usulan terkait pembiayaan program makan bergizi gratis (MBG) yang tidak hanya mengambil dari dana APBN tetapi juga bisa menggunakan dana dari zakat.
ADVERTISEMENT
Adapun usulan ini sebelumnya dilontarkan oleh Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin. Kata dia, penggunaan dana zakat itu bisa meringankan beban APBN.
Terkait usulan ini, Prof Wahyudi menyepakati ide penggunaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) ini, namun tak serta merta setuju begitu saja. Harus dikaji secara menyeluruh ketika ditetapkan dalam program makan bergizi gratis (MBG).
"Saya dukung ide [pemanfaatan zakat untuk program MBG] itu, karena daripada kemudian istilahnya amil zakat pusing memasukkan siapa yang masuk kategori miskin. Kalau andaikata bisa dibantu ini dialokasikan melalui makan bergizi gratis saya kira tepat," kata Wahyudi dalam sebuah acara diskusi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (16/1/2025).
Prof Wahyudi tegas mengingatkan akuntabilitas pemanfaatan zakat untuk MBG itu terus dijaga. Jangan sampai, dana zakat ini yang merupakan niat orang untuk beramal melalui zakat itu tetapi kemudian justru diselewengkan.
ADVERTISEMENT
Apabila nantinya pemerintah jadi menggunakan dana zakat, dia mengingatkan agar penggunaan dana tersebut diawasi secara serius.
"Jadi akuntabilitas tetap harus diperhatikan jangan sampai orang melihatnya beramal melalui zakat tapi ternyata kemudian diselewengkan apalagi kemudian program-programnya tidak mendukung mencapai sasarannya," ujarnya.
"Akutanbilitasnya tetap dipelihara. Karena nanti kan berarti pendanaannya kombinasi antara dana APBN dengan dana mandiri dari yang terkumpul oleh Baznas. Akuntabilitas harus tetap diperhatikan," tegasnya.
Selain itu, seluruh elemen masyarakat diajak ikut terlibat untuk memonitor pemanfaatan dana zakat itu. Walaupun memang diakui wacana itu merupakan itikad baik yang mungkin saja diwujudkan.
Sementara pendanaan sumbernya akan lebih variatif apabila terbukti program-program MBG ini berjalan efektif.
"Masyarakat umum pun [harus] terlibat di program makan bergizi gratis ini. Di antaranya adalah saya kemarin juga berpikir kenapa enggak ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana, itu salah satu contoh. Tetapi Kita monitor, teman-teman jurnalis juga nanti silakan studi di lapangan itu seperti apa," tandasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)