Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten Media Partner
Harapan Tukang Becak soal Becak Listrik di Yogyakarta
18 Januari 2019 21:07 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT

Paguyuban Becak Listrik di kawasan Bulak Sumur memiliki harapan besar dari pengembangan prototype becak listrik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mampu meningkatkan kesejahteraan para pengemudi becak di Yogyakarta.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Paguyuban Becak Listrik (Belis) UGM, Sutaryo usai peresmian becak listrik karya dosen dan mahasiswa UGM oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan di Balirung UGM, Jum'at (18/01).
Sutaryo mengungkapkan menjamurnya kendaraan online membuat para pengemudi becak tersisihkan. Oleh sebab itu, dengan adanya hal baik seperti itu mampu meningkatkan kesejahteraan para pengemudi becak di Yogyakarta.
"Harapannya dengan adanya becak listrik mampu meningkatkan kesejahteraan. Karena saat-saat ini sedang tersisihkan karena ada online, memang dulu sebelum ada online bisa 5-6 kali narik, tapi sekarang hanya cukup untuk makan sendiri," tutur Sutaryo.
Ia menerangkan, untuk menambah penghasilan mereka, UGM juga membuatkan kartu nama bagi pemegang becak listrik tersebut. Hal itu diperuntukkan untuk memudahkan penggunaan jasa mereka.
"Kalau saat ini sulit sekali ambil penumpang, paling sehari dua kali," ujarnya.
Seperti diketahui, Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan 15 prototype becak listrik yang diberikan kepada paguyuban becak listrik di kawasan Bulak Sumur.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan kehadiran becak listrik tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap DIY, seperti meningkatkan pariwisata hingga menjaga lingkungan dari polusi udara di DIY.
"Kan bisa untuk pariwisata, tidak menghapus lapangan kerja, bisa lebih manusiawi dan juga soal lingkungam lebih baik," ujarnya.
"Supaya polusinya bisa ditekan karena mereka ngecas di rumah, memang listriknya dihasilkan sebagian dari pembangkit batubara tapi tidak akan polusinya melebihi combution engine atau mesin-mesin kendaraan yang biasa digunakan, dan kalau pakai becak listrik kan bisa tenang tidak ada juga suaranya," pungkas Jonan.
(Nadhir Attamimi/fra)
ADVERTISEMENT