news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Bawang di Yogyakarta Melonjak 2 kali Lipat

Konten Media Partner
24 Maret 2019 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bawang merah. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bawang merah. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Harga bawang merah dan putih di Yogyakarta mulai merangkak naik dalam sepekan terakhir. Bukan merangkak naik, namun para pedagang serta konsumen menyatakan bawang merah dan juga bawang putih telah ganti harga. Sebab harga kedua komoditas ini mengalami lonjakan cukup drastis.
ADVERTISEMENT
Di pasar Argosari Gunungkidul harga bawang merah mengalami peningkatan dua kali lipat dengan sepekan sebelumnya. Harga bawang merah sepekan lalu hanya Rp17.000 perkilogramnya. Namun hari ini Minggu (24/3/2019), harga bawang merah di pasar terbesar di Gunungkidul telah mencapai Rp35.000 perkilogramnya.
Sama dengan bawang merah, harga bawang putih juga mengalami kenaikan cukup drastis. Harga bawang putih kini telah tembus Rp40.000 perkilogramnya padahal sepekan sebelumnya hanya Rp22.000 perkilogramnya. Karena harganya yang melonjak tersebut membuat sejumlah konsumen mengeluh.
Harmini, pembeli asal Kecamatan Patuk mengaku cukup terkejut dengan lonjakan harga bawang merah dan bawang putih tersebut. Ia tidak mengetahui alasannya karena logika dirinya mengatakan jika musim hajatan di Kabupaten Gunungkidul telah berlalu.
"Wis raono wong ewuh kok yo larang (sudah tidak ada yang hajatan kok yo mahal)," keluhnya.
ADVERTISEMENT
Ia sendiri memprediksi harga sejumlah komoditas di pasar-pasar tradisional akan terus merangkak naik karena mendekati bulan Ramadhan. Karena biasanya sebulan sebelum ramadan atau orang Jawa menyebutnya bulan Ruwah harga-harga sudah naik.
Pedagang Pasar Argosari Gunungkidul Kasno mengatakan jika melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih tersebut karena pasokannya mulai menghilang. Hujan yang terus menerus terjadi mengakibatkan sentra-sentra bawang merah dan bawang putih mengalami gagal panen.
"Pasokannya jauh berkurang. Ndak tahu sampai kapan," tuturnya.
Sebagai pedagang, ia tidak mengkhawatirkan nanti menjelang ramadan harga-harga mengalami kenaikan. Namun yang ia khawatirkan justru ketiadaan pasokan beberapa komoditas akibat musim hujan yang masih terus berlangsung. (erl/adn)