Literasi Rendah maka Hoaks Meruah

Konten Media Partner
13 Maret 2018 18:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang budaya literasinya masih minim. Bahkan berdasarkan riset dari UNESCO, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang suka membaca buku. Rendahnya budaya literasi ini disinyalir menjadi penyebab tingginya perilaku penyebaran hoax. Banyak informasi yang tidak jelas justru dipercaya dan dianggap benar.
"Bahkan banyak yang menge-like di media sosial dan dianggap benar," ujar Andang Ashari S.T., M.T., Direktur Marketing PT Infomedia Nusantara dalam seminar nasional bertajuk "Perpustakaan di Era Disrupsi dan Pasca Disrupsi" di Perpustakaan UGM, Selasa (13/3).
ADVERTISEMENT
Untungnya, menurut Andang, orang Indonesia termasuk masyarakat yang suka menggali informasi lewat mesin pencari di internet. Kemudian mereka membagikan dan mendiskusikan konten informasi yang diperoleh.
Karena itu, persputakaan perlu merespon perilaku tersebut, terutama bagi generasi milenial yang lekat dengan internet. Pengelola perpustakaan perlu meningkatkan fasilitas teknologi dalam penyediaan jasa layanan di perpustakaan.
“Sekarang ini anak muda lebih suka segala sesuatu terhubung ke smartphone, dari mencari buku dengan cepat, bentuknya harus digital dan selalu terkoneksi internet,” kata Andang.
Sementara Dosen Psikologi UGM Dr Neila Ramdhani MSi mengungkapkan pengelola perpustakaan harus mampu memenuhi kebutuhan para generasi milenial. Perpustakaan buat generasi itu tidak hanya tempat mencari buku namun menjadi tempat untuk berkumpul dan diskusi sambil minum kopi.
ADVERTISEMENT
“Generasi milenial suka informasi yang sifatnya detail. Karenanya perpustakaan perlu memberikan layanan yang lebih baik terutama kepada generasi milenial selaku pengguna,” paparnya.(ves)
CATATAN REDAKSI:
Berita ini mengalami perubahan judul. Sebelumnya, berita ini berjudul Indonesia Peringkat 60 dari 61 Negara yang Tak Suka Baca. Demikian penjelasan kami.