Isu Harga Mie Instan Naik 3 Kali Lipat, Mendag: Ndak Mungkin, Mustahil Itu

Konten Media Partner
11 Agustus 2022 8:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, dalam acara penandatangan MoU dengan PBNU di Yogyakarta, Rabu (10/8/2022) malam. Foto: Sandra/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, dalam acara penandatangan MoU dengan PBNU di Yogyakarta, Rabu (10/8/2022) malam. Foto: Sandra/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Belakangan ini geger isu harga mie instan akan naik 3 kali lipat. Kabarnya, harga mie instan naik imbas dari perang antara Rusia dan Ukraina yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, angkat bicara terkait dengan isu tersebut. Ia memprediksi ada kenaikan sesuai dengan inflasi.
"Kalau naik sedikit mungkin sesuai inflasi mungkin 5 persen (atau) 4 persen," ujarnya usai menandatangani MoU dengan PBNU, Rabu (10/8/2022) malam.
"Memang kemarin, panen gandum Australia itu gagal hampir 6 juta kemarin," lanjutnya.
Tak hanya imbas dari perang Rusia dan Ukraina saja. Kenaikan harga tersebut terjadi karena ada sejumlah negara yang gagal panen gandum seperti Canada hingga sebagian Amerika Serikat.
Namun, ia meminta masyarakat tidak usah khawatir. Ia memprediksi harga tersebut akan kembali normal di bulan September 2022.
"Jadi sekarang naik sedikit nanti normal lagi. Tapi kalau naik katanya naik 3 kali, ah ndak mungkin, mustahil itu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi sekarang, ia menyebutkan bahwa jalur perdagangan dari Ukraina sudah dibuka. Sehingga gandum tetap bisa masuk ke Indonesia.
"Kita harus waspada karena dunia penuh ketidakpastian. Maka di Kemendag ada crisis center soal pangan," tuturnya.
Crisis Center inilah yang berupaya memastikan harga bahan pangan di berbagai daerah tetap terjaga stabil. Ia mengatakan Presiden Jokowi selalu mengecek bagian tersebut untuk memantau harga pangan di Indonesia.
"Bapak Presiden konsen betul. Tiap hari dicek di sana. Harga bahan pokok gimana, harga bawang gimana," ujarnya.
Sehingga apabila inflasi bahan pokok di daerah tinggi, maka kepala daerah diminta untuk membantu dalam hal transportasi distribusi yang dianggarkan dalam APBD.