Konten Media Partner

Jalan Nasional Jalur Mudik di Temanggung Terlalu Sempit

22 Mei 2019 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan Hayam Wuruk penghubung Maron-Parakan merupakan jalan nasional yang merupakan jalur arus mudik Lebaran. Namun, keberadaannya dirasa terlalu sempit untuk menampung kendaraan, Rabu (22/5).Foto: ari.
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Hayam Wuruk penghubung Maron-Parakan merupakan jalan nasional yang merupakan jalur arus mudik Lebaran. Namun, keberadaannya dirasa terlalu sempit untuk menampung kendaraan, Rabu (22/5).Foto: ari.
ADVERTISEMENT
Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq, mengeluhkan keadaan jalan di Temanggung yang terlalu sempit padahal keberadaannya sangat vital karena digunakan dalam arus mudik maupun balik Lebaran. Pentingnya posisi wilayahnya lantaran, Temanggung berada di tengah-tengahnya Jawa Tengah, sehingga menjadi tempat pertemuan arus baik dari Pantura maupun jalur selatan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Dikatakan, Hadziq ada beberapa titik jalan yang dirasa terlalu sempit untuk menampung arus lalu lintas yang makin hari makin padat. Dari pengamatannya di Temanggung hingga Parakan banyak titik-titik yang menjadi simpul kemacetan, terutama jika sedang ada kegiatan besar atau saat arus mudik dan balik tiba.
"Ada persoalan jalan nasional dari Maron sampai Sari Ayam Parakan di mana jalur ini sangat sempit. Jalan di situ setiap tahun hanya diperbaiki kualitasnya, tetapi problemnya bukan hanya problem kualitas jalannya, tapi problemnya terlalu sempit juga maka perlu ada pelebaran,"ujarnya Rabu (22/5/2019).
Menurutnya, soal tanah sesungguhnya sudah tidak ada masalah tanahnya sudah lebar hanya mungkin masih perlu memotong pohon-pohon saja dan tidak perlu membeli tanah lagi. Artinya, di lokasi tersebut sebenarnya hanya tinggal pelaksanaan pelebaran saja apabila pemerintah pusat menyetujuinya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Temanggung pun telah mengusulkan kepada Dirjen Bina Marga melalui Satker Wilayah Jawa Tengah, meminta prioritas pelebaran ruas jalan dari Temanggung-Maron-Kedu-Parakan. Jalan tersebut selama ini menjadi jalur utama yang dilewati bus malam maupun truk yang mana sampai Parakan kendaraan bisa menuju arah Wonosobo-Purwokerto, atau lurus menuju arah Kendal Pantura.
Di sisi lain kabupaten ini juga dilewati kendaraan yang dari ataupun hendak menuju ke Semarang, Solo, maupun Magelang. Selain lewat jalur utama, ada jalan-jalan alternatif menuju Semarang maupun Magelang hingga bisa memperpendek waktu tempuh menuju ke Yogyakarta.
Dikatakan Hadziq, sebagai jalur tengah Temanggung selama ini kerap dijadikan jalur alternatif mudik bagi masyarakat pengguna jalan yang enggan terkena macet jika lewat Pantura maupun jalur selatan Pulau Jawa. Pertimbangan lain karena jalur ini berupa pegunungan dan memiliki pemandangan indah sehingga pengemudi secara psikologis merasa lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
"Kedua kita juga mempunyai usulan agar jalan lingkar Temanggung yang lewat Walitelon dan Maron itu kalau bisa nanti langsung dibuatkan sudetan langsung ke jalan nasional di ruas Kedu. Upaya ini supaya tidak ada crowded (kacau) macet, di Pertigaan Maron,"katanya.
Supardi (47) sopir truk lintas provinsi mengaku memang selama ini jalan Maron-Parakan dirasa terlalu sempit. Arus lalu lintas akan semakin padat saat jelang malam hari, di mana pada jam-jam tersebut merupakan saat bus malam arah Jakarta dan truk-truk pasir maupun kontainer lewat.
"Kalau menjelang maghrib sampai jam 21.00 pasti padat karena saat itulah truk dan bus lewat sehingga kadang menjadi macet. Jalur ini sudah mendesak untuk dilakukan pelebaran mengingat frekuensi kendaraan juga semakin padat, ini demi keamanan dan kenyamanan pengendara,"pintanya. (ari/adn)
ADVERTISEMENT