Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Jogja Darurat Sampah, DPRD DIY Minta Pengelolaan Sampah Konsisten dari Hulu
31 Juli 2023 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit![Kondisi tumpukan sampah di sejumlah titik di Kota Jogja. Foto: istimewa](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h6nbgt1nds9hv9mbb9qs23qr.jpg)
ADVERTISEMENT
Meski hanya ditutup sementara, kebijakan penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sejak 23 Juli 2023 hingga September mendatang tentu saja berdampak ke beberapa daerah di DIY, salah satunya Kota Yogyakarta .
ADVERTISEMENT
Bahkan persoalan sampah itu terus bermunculan mengingat produksi sampah di kota Jogja cukup banyak. Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menilai kondisi itu terjadi karena belum ada tata kelola sampah yang optimal serta langkah masif untuk menyelesaikan persoalan sampah tersebut secara signifikan, alhasil menyebabkan kondisi kota Yogyakarta dikelilingi kedaruratan sampah karena banyak tumpukan sampah yang tidak terangkut.
Menurutnya perlu digencarkan langkah konkret guna mengurangi besarnya produksi sampah di kota Jogja dengan menyelesaikan produksi sampah itu di tingkat hulunya.
"Hadirnya problema sampah yang berulang di DIY temu saja bisa berdampak pada sektor pariwisata, jadi mari fokus untuk menyelesaikan problema sampah dari hulu, dari sumbernya. Mulai dari dapur masing-masing rumah tangga, pemda DIY dan kota Yogyakarta perlu giatkan edukasi budaya memilah sampah di masyarakat perkotaan," kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, Senin (31/7/2023).
ADVERTISEMENT
Namun, masyarakat harus diberikan edukasi dan sosialisasi untuk memilah mana sampah organik dan anorganik agar mudah diselesaikan di TPST selanjutnya. Di sisi lain, langkah optimalkan bank sampah juga harus didorong termasuk langkah penegakan aturan agar tidak ada masyarakat yang sembarangan membuang sampahnya.
"Publik perlu dipahamkan jangan hanya bertindak dengan cara memindahkan sampah semata ke TPA, kita catat hadirnya problema sampah yang berulang berdampak pada sektor pariwisata. Wisatawan jelas enggan datang kala lihat sampah tak terkelola baik," ujarnya.
"Sampah paling besar dihasilkan oleh rumah tangga maka edukasi pilah sampah dari sumbernya penting," sambungnya.
Lebih lanjut, Eko meminta agar betul-betul ada sinergi dan kolaborasi antara pemda DIY, Pemkot Jogja dan stakeholder terkait untuk menfasilitasi dan melengkapi sarana prasarana dalam upaya pengurangan produksi sampah itu. Menurutnya, gerak cepat pengelolaan sampah ini butuh langkah kerja cepat dari para pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Apabila pengelolaan sampah tepat sasaran tentu akan mempunyai sisi positif dari segi ekonominya karena tidak akan menurunkan minat wisatawan untuk datang berkunjung.
“Mari kita pahami untuk menyikapi sampah itu dari tiga perspektif, yakni dari kemanfaatannya, peluang bisnisnya, dan sinergi kolaborasi antar lembaga. Harus ada edukasi yang lebih intens dijalankan, utamanya budaya memilah sampah sejak dari sumbernya. Hulunya itu adalah rumah tangga, perusahaan dan instansi pemerintah. Harus ada edukasi, sarana dan prasarana dan sinergi kolaborasi antar pihak," pungkasnya. (Maria Wulan)