Konten Media Partner

Jumlah Perusahaan Go Public di Jogja Minim, OJK Gencarkan Sosialisasi

25 Juli 2019 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi OJK. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi OJK. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal terus melakukan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT). Bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan stakeholder lainnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar sosialisasi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menyebutkan, berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks Pasar Modal Nasional baru sebesar 4,4%. Sebenarnya jumlah tersebut meningkat dari tahun 2013 yaitu sebesar 3,79%.
"Artinya dari 2013 – 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61%. Sementara indeks inklusi Nasional tahun 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11% di tahun 2013 menjadi 1,25% di tahun 2016, meningkat sebesar 1,14%. Namun jika dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia, angka tersebut sangat minim. "tuturnya kepada awak media di Kantor OJK DIY, Kamis (25/7/2019).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoeson (tengah), saat ditenui di Kantor OJK DIY, Kamis (25/7/2019). Foto: len.
Sedangkan di DIY, secara umum, jumlah investor Pasar Modal sektor saham di Daerah Istimewa Yogyakarta per Juni 2019 berjumlah 21.148 investor. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2018 yaitu 3.631.015 jiwa, maka jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang berinvestasi di sektor pasar modal kurang lebih sebesar 0,58% dari total jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini terdapat 3 Emiten Ekuitas dan 3 Perusahaan Publik yang berdomisili Kantor Pusat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah tersebut juga tergolong sedikit dari keseluruhan perusahaan yang telah mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia sebanyak 649 perusahaan.
"Di Yogyakarta sendiri sebenarnya ada 16 Kantor Cabang Perusahaan Efek yang tersebar di wilayah DIY dan Galeri Investasi BEI di Daerah Istimewa Yogyakarta ada 31 GI BEI. Kedua lembaga ini tujuannya memang untuk mempermudah menjaring investor serta memfasilitasi perusahaan di daerah untuk go publik,"tambahnya.
Dalam sosialisasi di Yogyakarta tersebut, salah satu hal yang ditekankan oleh OJK adalah Workshop Go Public dengan tema 'Akselerasi Pertumbuhan Perusahaan Melalui IPO Saham serta Pembiayaan melalui penerbitan RDPT dan Dinfra'. Karena memang saat ini jumlah perusahaan di DIY yang mencatatkan diri di BEI masih minim.
ADVERTISEMENT
Direktur penilaian perusahaan PT. BEI, I Gede Nyoman Yetna menambahkan, pihaknya terus mendorong perusahaan di daerah untuk memanfaatkan peluang mendapatkan modal yang lebih besar lagi dibanding dengan pinjaman dari perbankan. Selama ini, masih banyak pemahaman perusahaan yang hanya mengandalkan modal dari perbankan.
Direktur penilaian perusahaan PT. BEI, I Gede Nyoman Yetna, saat ditenui di Kantor OJK DIY, Kamis (25/7/2019). Foto: len.
Tak hanya itu, masih banyak perusahaan di DIY yang sifatnya adalah perusahaan keluarga, dan mereka enggan untuk beralih menjadi perusahaan terbuka. Sebab, perusahaan-perusahaan keluarga ini khawatir jika beralih menjadi terbuka akan memperkecil porsi keuntungan mereka.
"Padahal jika modalnya diperbesar, perusahaan mereka semakin besar maka keuntungan yang didapat juga semakin besar. Ada memang yang dibagi, tetapi kan porsi untuk keluarga juga semakin besar. Jadi jangan takut untuk berbagi,"terangnya. (erl/adn)
ADVERTISEMENT