Konten Media Partner

Jumlah Profesi Aktuaris di Indonesia di Bawah 300 Orang

22 November 2018 19:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumlah Profesi Aktuaris di Indonesia di Bawah 300 Orang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jumlah aktuaris di Indonesia masih sangat minim dibandingkan dengan banyaknya penduduk yang ada di Indonesia. Jika berkaca dari Amerika Serikat, jumlah aktuaris di negara tersebut telah mencapai angka 30 ribu dan jumlah penduduknya sekitar 300 juta orang. Sementara di Indonesia saat ini jumlah aktuaris masih di bawah 300 orang dan dengan aktuaris muda sekitar 200 orang. Padahal jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai angka 250 juta orang lebih.
ADVERTISEMENT
Bahkan Indonesia masih kalah dengan Jepang yang memiliki jumlah penduduk sekitar 127 juta orang karena jumlah aktuarisnya mencapai 1.500 orang. Menurut Persatuan Aktuaris Indonesia, harusnya ada sekitar 3.000 orang aktuaris di Indonesia untuk melayani sekitar 250 juta orang penduduk Indonesia.
Menurut Pengurus Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Budi Tampubolon, sebenarnya kondisi kurangnya aktuaris di Indonesia juga dirasakan hampir semua negara yang ada di dunia. Sebab, peran aktuaris saat ini sangat penting untuk perkembangan sebuah industri, terutama untuk industri keuangan.
"Aktuaris diperlukan untuk menghitung resiko sebuah bisnis, terutama untuk industri keuangan. Karena melalui kajian aktuaris maka nanti akan ada strategi pengelolaan manajemen resiko,"tuturnya, Kamis (22/11/2018) di Yogyakarta.
Laki-laki yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur AXA Financial Indonesia ini menambahkan, resiko bisnis terutama industri keuangan di Indonesia sebenarnya cukup besar mengingat Indonesia berada di daerah rawan bencana. Di samping itu, jumlah uang yang disimpan oleh masyarakat dalam industri keuangan di Indonesia sangat banyak. Sehingga tanggungjawab industri keuangan jauh lebih tinggi dibanding lima tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Selama ini, profesi aktuaris didapat dari para sarjana yang mengikuti ujian kompetensi dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Peluang tersebut tidak banyak ditangkap oleh perguruan tinggi untuk menciptakan prodi jurusan aktuaria sehingga pertumbuhan jumlah aktuaris di Indonesia masih sangat lamban.
"Peluang ini mulai ditangkap oleh perguruan tinggi sejak OJK mencanangkan diri untuk menciptakan 1.000 aktuaris di tahun 2015 yang lalu. Realisasi prodi aktuaria baru dilaksanakan tahun 2016 yaitu ketika IPB pertama kali membuka jurusan ini," tambahnya.
Oleh karena itu, AXA Mandiri Financial telah melakukan kesepahaman dengan Universitas Gajah Mada untuk mendukung pembentukan prodi aktuaria di kampus tersebut. Dukungan tersebut diantaranya dengan pertukaran informasi, beasiswa dan juga pemagangan mahasiswa nantinya.
Wakil Dekan Bidang Keuangan Aset dan SDM FMIPA UGM, Dr Gunardi mengungkapkan, mulai tahun depan UGM akan membuka prodi aktuaria dengan daya tampung sekitar 40 mahasiswa. Untuk masuk ke prodi tersebut, mekanisme yang sama akan diberlakukan yaitu melalui tes seleksi kepada calon mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Ia mengakui jika baru di tahun ketiga ini membuka prodi aktuaria meskipun ada perintah dari Dikti di tahun 2015 lalu. Sebab, UGM ingin memastikan persiapan prodi tersebut sematang mungkin mengingat khusus untuk profesi aktuaris merupakan profesi internasional di mana setiap negara memiliki standar yang sama.
"Makanya kami baru melaksanakan tahun depan. Kami ingin semuanya terstruktur dengan baik, apalagi ini standarnya internasional," tambahnya. (erl)