Konten Media Partner

Kalap, Warga Yogyakarta Rebutan Apem 1,5 Ton di Wonolelo

11 Oktober 2019 22:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Yogyakarta memperebutkan apem di Dusun Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (11/10/2019). Foto: Birgita.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Yogyakarta memperebutkan apem di Dusun Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (11/10/2019). Foto: Birgita.
ADVERTISEMENT
Puncak acara adat Ki Ageng Wonolelo yang diselenggarakan di Dusun Pondok, Widodomartani, Ngemplak, yakni memperebutkan apem yang disebar ke pengunjung. Event ini sudah dipelihara sejak berpuluh tahun dan selalu mengundang animo masyarakat. Bahkan sejak siang, warga terlihat sudah memadati area sekitar makam Ki Ageng Wonolelo, Jumat (11/10/2019).
ADVERTISEMENT
Event ini selalu mengundang warga lokal maupun wisatawan sekitar daerah lantaran memperebutkan apem. Total apemnya tidak main-main. Ada ribuan apem yang dibagikan. Jika ditotal beratnya ada sekitar 1,5 ton apem.
Sebelum apem diperebutkan, diadakan kirab peninggalan milik Ki Ageng Wonolelo. Diantaranya berupa kopiah, Alquran, dan peninggalan lainnya. Kawit Sudiono yang merupakan sesepuh sekaligus salah satu trah ke 15 Ki Ageng Wonolelo menuturkan rangkaian tradisi yang berjalan turun temurun ini.
Apem yang sudah dibungkus dan siap diperebutkan warga di Dusun Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (11/10/2019). Foto: Birgita.
“Tahun ini 2019 kirab pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo yang ke 52. Jadi kirabnya ada berbagai macam ada Alquran, pakaian gundil, ada potongan mustoko masjid, ada teken. Semuanya dikirab selain samping kita peninggalan rumah Ki Ageng Wonolelo” ujar Kawit Sudiono saat dijumpai di kediamannya yang berdekatan dengan rumah peninggalan Ki Ageng Wonolelo pada Jumat (11/10/2019).
ADVERTISEMENT
Kawit menuturkan tradisi rebutan yang selalu ramai pengunjung ini baru dimulai sekitar 52 tahun lalu. dulunya kegiatan apeman ini berlangsung dengan sangat sederhana yakni hanya dibagi-bagikan pada yang lewat atau ke sekitar rumah. Namun semakin lama dikembangkan dan semakin besar, jadilah salah satu event yang bertajuk kebudayaan ini.
“Dulu ini sangat sederhana, terus ini dikembangkan, dikembangkan, malah tahun ini mendapat penghargaan dari menteri pendidikan (sebagai) penyelenggara budaya tingkat nasionoal” tuturnya.
Pemilihan yang dibagikan dalam rupa apem bukan tanpa alasa. Apem bermakna Apuwun dalam bahasa Arab yang berarti memaafkan. Saparan Ki Ageng Wonolelo dilangsungkan selain untuk Haul Ki Ageng sendiri juga menjadi sarana pendukung pariwisata di Kabupaten Sleman.
Warga mulai berdatangan untuk memperebutkan apem di Dusun Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (11/10/2019). Foto: Birgita.
Warga terlihat sangat antusias menunggu untuk berebut sebaran apem yang jumlahnya ribuan. Setyo, warga asal Klaten misalnya berhasil mendapatkan apem sebanyak dua kantung kresek setelah berjibaku dengan ribuan orang lainnya.
ADVERTISEMENT
“Seneng mbak. Nanti apemnya dimakan sama yang lain” ujarnya.
Tak hanya Setyo saja, seorang ibu asal Klaten Puji Rahayu juga berhasil mengumpulkan apem sebanyak satu kantung kresek. Totalnya dia mendapat 20 apem.
“(dapat) 20 apem” ujarnya sambil malu-malu menunjukkan apem yang didapatnya dari hasil berebut.
Kebanyakan orang mengaku merasa senang meski harus rela berebut satu dengan lainnya. untuk apem yang jumlahnya ribuan ini sendiri rupanya sudah dipersiapkan oleh warga sekitar, salah satunya juga berasal dari trah Ki Ageng Wonolelo.