Konten Media Partner

KASAL Soroti Masih Banyak PR Pemerintah Menuju Poros Maritim

9 November 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf Khusus KASAL, Laksda TNI Hanarko Djodi Pamungkas, Cicit sekaligus Ketua Yayasan Panglima Besar Soedirman, Tisa Bugianggri Soedirman, WKU Kadin DIY Bidang Kelautan & Perikanan, Yugi Prayanto. (Foto : M Wulan)
zoom-in-whitePerbesar
Staf Khusus KASAL, Laksda TNI Hanarko Djodi Pamungkas, Cicit sekaligus Ketua Yayasan Panglima Besar Soedirman, Tisa Bugianggri Soedirman, WKU Kadin DIY Bidang Kelautan & Perikanan, Yugi Prayanto. (Foto : M Wulan)
ADVERTISEMENT
Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo lalu, pengembangan sektor maritim menjadi salah satu fokus tujuan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Bahkan NKRI didorong untuk mampu menjadi poros maritim dunia yang disegani oleh negara lain.
Namun nyatanya, untuk mencapai cita-cita tersebut masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh pemerintahan baru, Presiden Prabowo Subianto.
Sebut saja saat memainkan peran sentral RI dalam isu-isu seperti perdagangan internasional, pengelolaan sumber daya alam, dan keamanan maritim Indonesia masih perlu terus digodok.
Staf Khusus KASAL, Laksda TNI Hanarko Djodi Pamungkas menilai posisi RI yang strategis ini tak luput dari tantangan dalam hal pertahanan dan keamanan maritim baik tak hanya bersifat tradisional seperti konflik militer, tetapi mencakup kejahatan siber, penyelundupan manusia, narkotika, hingga terorisme.
"Dengan filosofi Jenderal Sudirman ini bisa survive dan menciptakan strategi yang baik untuk lautan Indonesia yang begitu luas," kata Hanarko saat membacakan sambutan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, dalam Round Table Discussion di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Ke depan, dalam pengembangan sektor maritim, pemerintahan baru tak perlu repot jauh-jauh untuk belajar ke negara lain. Sebab strategi dan nilai-nilai dalam menegakkan kedaulatan maritim ini bisa mencontoh filosofi pahlawan nasional Indonesia ini.
Sosok yang dekat dengan rakyat ini, dijelaskan Hanarko, selama hidupnya selalu memegang teguh ketahanan, adaptasi, strategi dan pengabdian dalam menjaga kedaulatan.
Dia berharap pemerintahan yang baru dapat belajar dari nilai-nilai kepemimpinan Jenderal Soedirman untuk merumuskan konsep pertahanan dan keamanan maritim yang mumpuni.
"Dengan menerapkan filosofi ini, Indonesia tidak hanya dapat memperkuat pertahanan maritimnya tetapi juga membangun budaya keamanan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hal ini sangat penting untuk memastikan kedaulatan dan keberlanjutan sumber daya kelautan demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ungkapnya.
ADVERTISEMENT

Pengembangan Maritim di DIY

Sementara WKU Kadin Bidang Kelautan & Perikanan, Yugi Prayanto juga menilai survive yang ada pada sosok Jenderal Soedirman ini bisa dijadikan strategi yang baik untuk menggarap potensi kemaritiman di Indonesia termasuk di Yogyakarta.
Dari sisi ekonomi untuk wilayah DIY, Yugi tak menepis bahwa kondisi potensi kemaritiman belum optimal digarap yakni mulai dari ikan tangkap, budidaya laut yang ada hingga rumput laut.
"Inilah yang ingin kami sinergikan dengan semangat, strategi, dan ketahanan yang dimiliki Jenderal Soedirman. Semangat itu yang kami ambil supaya di bawah pemerintahan presiden yang baru ini kita bisa lebih giat mencari peluang usaha," jelasnya.
Saat ditanya terkait program yang akan diwujudkan khususnya di DIY, dia mengungkap ada banyak potensi di bidang perikanan budidaya yang harus dikembangkan. Karenanya, dia menekankan, perlu diskusi lebih lanjut dengan pihak terkait.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia Timur misalnya, ada perikanan tangkap, sedangkan di Sumatera ada budidaya ikan kerapu. Jadi, berbeda-beda, tetapi semangatnya tetap sama. Untuk Jogja, kami akan meminta masukan konkret dari Kadin DIY dan berdiskusi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan. Kadin akan berperan sebagai pelaku usaha," terangnya.
Sementara Cicit sekaligus Ketua Yayasan Panglima Besar Soedirman, Tisa Bugianggri Soedirman mengungkapkan, pengembangan sektor maritim memang sangat perlu kolaborasi stakeholder.
Dia bersyukur sosok eyangnya bisa menginspirasi dalam penguatan sektor maritim Indonesia.
"Saya lihat generasi-generasi sekarang itu tahunya nama jalan saja (Jalan Jenderal Soedirman) tanpa tahu sejarahnya gimana. Harapannya, mudah-mudahan nanti yang kami diskusikan ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman semua termasuk di bidang kemaritiman ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)