Kata Para Kiai di Sleman soal Kustini Sri Purnomo Sebagai Pemimpin

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiai Tahlil, K.H. Abdulloh Khadziq Fauzan (tengah). Foto: Len/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kiai Tahlil, K.H. Abdulloh Khadziq Fauzan (tengah). Foto: Len/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sosok pemimpin biasanya identik dengan kaum laki-laki. Namun sekarang ini, banyak sosok pemimpin perempuan. Ini menunjukkan adanya kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Dalam gelaran Pilkada 2020 ini, salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki paslon yang adalah dari kaum perempuan. Salah satunya adalah Kustini Sri Purnomo.
Dukungan untuk Kustini Sri Purnomo terus mengalir dari berbagai kalangan. Mulai dari petani, hingga dari kalangan para kiai. Menurut salah satu tokoh ternama Kiai Tahlil, K.H. Abdulloh Khadziq Fauzan, mengungkapkan tidak ada masalah tersendiri soal kepemimpinan oleh kaum perempuan. Gender baginya tidak menjadi penghalang seseorang untuk menempati jabatan tertentu, tak terkecuali bupati.
"Kita tidak mempermasalahkan, contohnya ibu Khofifah Jawa Timur tidak ada masalah. Ibu Megawati juga bisa menjadi Presiden, tidak ada yang mempermasalahkan. Kita tidak mempermasalahkan perbedaan gender," tegasnya, Kamis (22/10/2020).
Sosok Kustini sempat diserang dengan isu negatif permasalahan gender karena mencalonkan diri menjadi Bupati. Sejumlah isu tersebut menyatakan jika perempuan tidak pantas dan dianggap tidak mampu untuk menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Gus Khadziq mengungkapkan bahwa sosok yang dipilih menjadi pemimpin adalah orang yang mempunyai pengalaman yang akan dipimpinnya nanti. Dengan harapan, masyarakat akan mendapatkan dampak yang nyata dan sejahtera.
"Yang penting maslahah untuk masyarakat sleman dan bisa menata lebih baik. Apalagi bu Kustini sudah paham betul dengan pemerintahan karena dalam waktu lama mendampingi pak Sri Purnomo," jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Gus Maktuf, Ketua Tim Jaringan Kiai Tahlil yang menyebut sosok Kustini adalah solusi yang tepat dan mengerti tentang Kota Salak Pondoh.
Lebih lanjut Kustini mempunyai cita-cita besar yang akan menjadikan Sleman sebagai "Rumah Bersama" yang sejalan dengan visi misi ulama.
"Semangat persatuan tanpa membedakan ras, golongan, suku, agama dan budaya sama dengam visi "Rumah Bersama" yang diusung oleh Kustini - Danang. Secara visi kita sudah 'match', untuk itu kami siap lahir dan batin mendukung," ujarnya.
ADVERTISEMENT