Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Kata Rektor UPNVY soal Manajemen Strategi dan Kaitannya dengan Era Digital
30 Maret 2022 8:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Manajemen strategi dewasa ini memengaruhi berbagai aspek dalam setiap lini. Tak hanya kaitannya dengan organisasi saja tapi juga lebih jauh dari pada itu. Rektor UPNVY, Mohammad Irhas Effendi memaparkan studi penelitiannya berkaitan dengan strategi manajemen dari teoritis hingga pada praktik yang terjadi dalam gambaran nyata.
ADVERTISEMENT
Menurut Irhas, ilmu manajemen yang diampunya tersebut memiliki cakupan yang begitu luas. Hal tersebutlah yang kemudian menarik minatnya untuk mempelajari berbagai aspek terutama kaitannya terhadap strategi manajemen hingga ke era digital.
"Memang bidang manajemen cukup luas ada marketing manajemen, financial manajemen, human resources, operation dan induk dari itu strategi manajemen," kata Irhas.
"Saya itu awalnya mau mengambil study manajemen tetapi karena agar bisa menjangkau karya lebih luas lain, maka ambil bidang ilmu manajemen," imbuh pria yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.
Adapun studinya membicarakan beberapa hal termasuk menyoroti bagaimana perkembangan mengenai manajemen strategi di masyarakat. Ia menulis tentang evolusi manajemen strategi.
Ada dua hal yang menarik perhatian Irhas mengapa ia menulis terkait evolusi manajemen strategi tersebut. Organisasi bisnis dan non bisnis memiliki ciri yang spesifik dimana strategi masing-masing perusahaan spesifik dan berbeda satu dengan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Riset yang berjalan itu case study jadi tidak general. Ternyata ketika strategi itu unik di awal maka miskin teori. Teori tidak bisa dihasilkan dari case study yang sampelnya sedikit, harus mampu digenarilisasi," ujarnya.
Mendalami Manajemen Strategi
Irhas memaparkan secara mendalam tentang berbagai riset dan juga tulisan yang selama ini dikembangkannya. Sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPNVY, ia banyak berbicara mengenai teori dan praktik yang dijumpai.
Dia mengatakan bahwa konsep strategi sebagai alat mengelola sumber daya dan organisasi untuk mencapai tujuan merupakan. Sejalan dengan perkembangan organisasi, kemajuan teknologi, meningkatnya persaingan, serta berbagai kondisi lingkungan lainnya berbagai organisasi menjadi semakin kompleks dan pengelolaan sumber daya kian rumit. Karenanya, formulasi strategi organisasi menjadi hal penting.
ADVERTISEMENT
Irhas memaparkan bagaimana organisasi, strategi dan bernegara itu bisa menjadi satu kesatuan yang saling berpengaruh. Dalam bisnis atau organisasi, keharmonisan menjadi satu hal yang tak bisa terelakkan.
"Ketika di internal sudah baik, ternyata organisasi tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan eksternal. Tidak bisa jika tertutup karena ini berhubungan dengan lingkungan eksternal," katanya.
Sebagai contoh di tahun 1962 ada bisnis keuangan dunia dimana situasi saat itu perusahaan besar mengalami colaps. Irhas mendapati bahwa secara sistem di internal ternyata manajemennya telah bagus, namun tak bisa dielakkan perubahan lingkungan eksternal.
"Sebagai contoh tahun 1998, kenapa Indonesia colaps saat itu? Itu dipengaruhi dari internal atau eksternal? Itu dipengaruhi dari kejatuhan Baring bank kemudian merembet ke nilai tukar ke Asia termasuk Indonesia. Padahal dulu di dalam internal harmonis nggak di era Pak Harto dalam internal? Harmonis, menteri ngggak ada yang ribut. Tapi ternyata hebat di internal tidak menjamin organisasi akan bagus, dipengaruhi eksternal," ujarnya.
Karenanya, Irhas menilai bahwa di masa kini organisasi baik dalam bentuk bisnis maupun non bisnis mulai menilik ke luar. Dimana pihak eksternal sendiri banyak membawa pengaruh.
ADVERTISEMENT
"Dari fokus internal ke eksternal, ternyata peneliti banyak menemukan kinerja organisasi banyak ditentukan oleh lingkungan eksternal. Memang banyak perdebatan teori," paparnya