Konten Media Partner

Kedokteran dan HI UMY Jadi Incaran Joki

8 Agustus 2018 14:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kedokteran dan HI UMY Jadi Incaran Joki
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dibuat kesal dengan ulah calon mahasiswa yang memakai jasa joki saat seleksi masuk kampus tersebut. Sejauh ini UMY memang menjadi kampus favorit sehingga tak heran apabila calon mahasiswa sampai memakai jasa joki.
ADVERTISEMENT
Rektor UMY Gunawan Budiyanto menegaskan program studi Kedokteran dan Hubungan Internasional (HI) menjadi jurusan yang banyak diincar joki. Oleh karena itu pihaknya terus memperketat proses seleksi di keduanya. Mulai dari mengacak tempat duduk pada saat sesi terakhir ujian hingga pemeriksaan barang bawaan secara ketat.
"Jadi nanti rugi sendiri kalau masuk UMY pakai joki," katanya sebagaimana keterangan yang diterima, Rabu (8/8).
Sebagaimana diketahui sebanyak tiga mahasiswa U
UMY yang diduga sebelumnya masuk menggunakan jasa joki akhirnya keluar dari kampus. Mahasiswa itu sebelumnya diduga menggunakan jasa joki dengan memalsukan finger print akibatnya tidak bisa melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS).
Lebih lanjut Gunawan menegaskan, dalam proses seleksi pihaknya sudah menggunakan finger print. Dalam catatannya, joki yang nekat menggunakan finger print menggunakan jarinya sendiri termasuk modus lama. Namun pengguna jasa joki setelah menjadi mahasiswa di UMY akan rugi sendiri karena tidak bisa melakukan akses finger print. Dalam catatanya, ada tiga mahasiswa yang diduga masuk menggunakan joki kemudian setelah semester ketiga dan selanjutnya tidak bisa mengakses data administrasi.
ADVERTISEMENT
Ketiganya adalah mahasiswa di Fakultas Kedokteran dan di Prodi Hubungan Internasional. Menurutnya, beberapa mahasiswa itu nilai kuliahnya tergolong lumayan bagus, tetapi terungkap fakta tersebut. Mahasiswa tersebut tidak bisa mengisi KRS maupun presensi kuliah.
Gunawan menegaskan, terungkapnya mahasiswa pengguna joki itu karena mereka secara perlahan meninggalkan kampus berawal dari tidak bisa mengakses kelanjutan administrasi kampus.
"Ada beberapa yang sudah semester tiga kami keluarkan, belum lama ini ada satu [mahasiswa] mungkin jokinya sudah nggak tahan, lha kok pinjam jempol saya [joki] terus, mungkin kemudian sadar tidak bisa mengisi kelanjutan administrasi," terangnya.
Pihaknya tidak perlu lagi mencocokkan finger print mahasiswa dengan finger print saat ujian masuk. Karena secara otomatis perlahan akan terdeteksi, mahasiswa pengguna jasa joki akan kesulitan mengurus segala proses administrasi selama perkuliahan. Karena menggunakan finger print hampir dilakukan setiap proses perkuliahan.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau tes masuknya pakai finger print joki, maka seterusnya sampai lulus juga pakai joki karena kuliah mengisi KRS harus dengan finger print jari awal itu," imbuhnya.
Gunawan menegaskan Kedokteran dan Hubungan Internasional menjadi prodi yang banyak diincar joki. Oleh karena itu pihaknya terus memperketat proses seleksi di keduanya. Mulai dari mengacak tempat duduk pada saat sesi terakhir ujian hingga pemeriksaan barang bawaan secara ketat. "Jadi nanti rugi sendiri kalau masuk UMY pakai joki," katanya. (arif wahyudi)