Keluarga Punya Peran Penting dalam Tumbuh Kembang Anak Down Syndrome

Penyandang disabilititas intelektual menari bergembira bersama dalam acara peringatan Hari Down Syndrome International di SLB Kowangan, Temanggung, Selasa (21/3/2023). Foto: ari/Tugu Jogja

Dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Internasional 2023 Kementerian Sosial melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung mengadakan kegiatan ceria bersama anak-anak penyandang disabilitas atau difabel di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kowangan Djojonegoro Temanggung, Selasa (21/3/2023).

Kepala Sentra Terpadu Kartini di Temanggung, Iyan Kusmadiana menerangkan kegiatan tersebut diadakan untuk mewujudkan inklusi sosial bagi orang dengan Down Syndrome. Selain itu, menyadarkan masyarakat bahwa orang dengan down Syndrom memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi aktif serta dilibatkan perannya di berbagai bidang kehidupan.

"Kami mengajak elemen masyarakat dari berbagai jenis profesi yang jarang bersentuhan dengan anak down sindrome untuk bersama berinteraksi secara dekat dengan aktivitas mewarnai, bermain, dan menyanyi, bersama mereka," kata Iyan saat diwawancara Tugu Jogja.

Dalam kegiatan itu Sentra Terpadu Kartini di Temanggung juga memberikan bantuan asistensi rehabilitasi sosial (ATENSI) berupa penambahan nutrisi dan peralatan sekolah.

"Ada juga kewirausahaan, kami berikan di beberapa tempat, seperti kota Semarang, Kabupaten Temanggung, akan menyusul Wonosobo dan Pemalang, tentunya disesuaikan dengan kemampuan Penerima Manfaat (PM) yang sudah diasesemen sebelumnya," terangnya.

Psikolog klinis Sentra Terpadu Kartini Rika Nurhayati menjelaskan Orang dengan down syndrom memiliki kelainan genetik yang disebut "Trisomi 21". Kelainan bawaan lahir ini menyebabkan gangguan tumbuh kembang baik secara fisik dan mental dengan ciri-ciri yang khas.

Dijelaskan, bahwa orang dengan down syndrome memang memiliki tingkat kemampuan belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak lainnya, namun tingkat ketidakmampuan dan hambatan pertumbuhan anak-anak dengan down syndrome ini juga berbeda satu sama lainnya. Menurut Rika, peran keluarga dalam memberikan stimulus terhadap mereka sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang mereka.

"Agar bisa tumbuh dengan baik dan memiliki kemandirian, diperlukan kesabaran serta kasih sayang yang kuat dari orang tua dalam merawat anak down syndrome, seperti tetap memberikan latihan aktivitas harian, makan sendiri, mencuci sendiri, dan tetap mengajak anak bersosialisasi," lanjut Rika.

Bondan Alfa Saputra (9) siswa SLBN Kowangan ditemui disela-sela acara mengaku gembira bisa mengikuti kegiatan ini. Meski harus didampingi orang tuanya ia menuturkan pada kegiatan kali ini ingin menunjukkan kemampuannya dalam menggambar.(ari)