Konten Media Partner

Kembangkan Potensi Lokal, 10.671 Pohon Ditanam di Desa Semoyo Gunungkidul

16 Desember 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BSI dan UMY lakukan penanaman 10.671 pohon di Desa Semoyo, Kabupaten Gunungkidul. (Foto : Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
BSI dan UMY lakukan penanaman 10.671 pohon di Desa Semoyo, Kabupaten Gunungkidul. (Foto : Istimewa)
ADVERTISEMENT
Program keberlanjutan lingkungan ikut menjadi fokus PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) seiring dengan adanya krisis iklim yang terjadi dan mulai dirasakan secara merata di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperkuat Environmental, Social, and Governance (ESG), BSI melakukan penanaman pohon sebanyak 10.671 pohon yang kini disasarkan di Desa Semoyo, Kabupaten Gunungkidul, Senin (16/12/2024).
"Jika merinci rekam jejak BSI ke belakang, perseroan telah melaksanakan kegiatan penanaman pohon sejak 2022 hingga saat ini dengan jumlah sebanyak total 50.000 pohon di seluruh Indonesia. Dari jumlah pohon yang ditanam tersebut, estimasi penyerapan karbon mencapai 4.129 ton CO2e. Kami berupaya untuk berinovasi dan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap keberlanjutan lingkungan," kata Direktur Compliance & Human Capital BSI, Tribuana Tunggadewi, Senin (16/12/2024).
Tak hanya itu, di kesempatan tersebut, pihaknya juga berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal yang ada di desa itu melalui pemberdayaan warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Pemberdayaan ini dilakukan melalui Groundbreaking Desa Semoga Binaan BSI - UMY & penanaman 10.671 pohon. Kata dia, desa tersebut memiliki potensi besar yang bisa digarap dengan lahan seluas 20,5 hektare, mulai dari wisata alam, peternakan, hingga pertanian.
“Kami ingin Desa Semoyo menjadi desa mandiri yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat lokal,” ujarnya.
Dia menjelaskan pemberdayaan ini menjadi program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI) yang berkesinambungan dilakukan perseroan. Desa BSI sendiri menjadi program pemberdayaan sekaligus optimalisasi dana zakat melalui penguatan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal sehingga memberikan manfaat yang berkelanjutan.
"Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp3,6 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan program pemberdayaan klaster usaha budidaya produk turunan sereh wangi, eduwisata tanaman herbal, serta peternakan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pemberdayaan melalui program Desa BSI juga disesuaikan dengan potensi ekonomi yang ada di desa, dimana salah satu program pengembangan Desa BSI Semoyo dengan menanam serai wangi serta pohon produktif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi mustahik setempat.
Nantinya limbah daun serai wangi yang merupakan sisa penyulingan itu bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar menjadi kerajinan anyaman atap rumah. Dengan demikian konsep pengolahan pemberdayaan tanaman serai tidak menyisakan sampah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
"Desa Semoyo dipilih sebagai lokasi pemberdayaan dan desa percontohan yang dapat menyelaraskan konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan. Dengan adanya program pemberdayaan Desa BSI, kami berharap dapat menciptakan manfaat berkelanjutan yang selaras dengan prinsip ESG sehingga tercipta dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan. Diharapkan business model pemberdayaan desa Semoyo dapat diikuti oleh desa-desa lainnya,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Gunawan Budiyanto mengatakan kolaborasi antara UMY dan BSI di Desa Semoyo ini merupakan awal yang baik untuk mengembangkan potensi dan perekonomian desa.
"Kita menanam tanaman produktif yang memiliki nilai dan berguna juga seperti melinjo, pohon kweni dan sukun, yang sekarang jadi alternatif pangan karena asupan karbo yang besar. Ini sumbangsih dari perbankan, artinya, nanti masyarakat bisa ambil sebagai manfaat," kata Gunawan.
Sementara Deputi Bidang Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan PPATK Fithriadi menyebut program ini juga mendukung Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) yang dicanangkan PPATK.
Dirinya menyebut kolaborasi ini merupakan langkah nyata dari BSI untuk menolak tindakan kejahatan perbankan.
“Sebagaimana kita ketahui, tindakan pencucian uang dan pendanaan terorisme dapat berdampak kepada semua sektor termasuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi  dan sosial masyarakat. Dengan demikian diperlukan adanya upaya untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat,  salah satunya dengan kegiatan penanaman pohon,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)