Konten Media Partner

Kerap Diganggu Hewan, BPBD Kota Jogja Jelaskan Kendala Penggunaan EWS

24 Oktober 2024 18:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Data Informasi Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja, Aki Lukman Nor Hakim saat menunjukkan metrik pantauan Early Warning System (EWS) di ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Jogja, Rabu (23/10/2024).
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Data Informasi Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja, Aki Lukman Nor Hakim saat menunjukkan metrik pantauan Early Warning System (EWS) di ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Jogja, Rabu (23/10/2024).
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja menyampaikan sejumlah kendala yang dialami dalam melakukan perawatan terhadap alat Early Warning System (EWS) manual yang terpasang di beberapa sungai untuk mendeteksi potensi banjir dan luapan sungai.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Data Informasi BPBD Kota Jogja, Aki Lukman Nor menyebut salah satu faktor kerusakan EWS terjadi karena kabel sistemnya yang dimakan tikus sehingga horn atau sirine saat digunakan tidak berbunyi.
“Kerusakannya itu karena hewan, setelah diperbaiki kami cek lagi tidak bunyi, ternyata dimakan tikus,” jelasnya saat diwawancarai di Kantor BPBD Kota Jogja, Pandeyan, Umbulharjo, Kota Jogja pada Jumat (23/10/2024).
Hal tersebut terjadi disebutnya di beberapa lokasi EWS yang ada di sekitar kali yang berdekatan dengan tempat sampah sehingga menjadi lokasi tikus untuk mencari makan.
Pihaknya menyampaikan seluruh instalasi kabel sudah dilakukan pengamanan dengan box agar perekaman data EWS tetap berfungsi.
“Kalau kabel kami box semua di tower yang segi 3 itu, tikus memanjat naik ke atas box bisa gigitin kabel itu. Kalau box nya aman karena kami sudah buat rapat, paling banter dimasukin semut,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kabel sistem EWS disebutnya menjadi penting untuk terus dipantau. Jika tidak dilakukan pengecekan secara berkala, maka peringatan darurat tidak terdeteksi. Kendati begitu, Lukman menyampaikan untuk perawatan kabel disebutnya tidak membutuhkan biaya yang besar.
“Pemeliharaanya sedikit benget kok. Kendala kami kalau baru dipasang (kabel) kok rusak, horn (sirine) nya tidak berbunyi, ternyata dimakan hewan. Kalau angin besar InsyAllah bisa bertahan. Terkait dengan masalah kabel ini kami masih berpikir cara mengatasinya (gangguan hewan),” katanya.
EWS Tampung Respon Kebencanaan
Terkait EWS Manual, Lukman menyampaikan sebelumnya pihaknya telah mengurus ijin penggunaan Fery High Frequency (VHF) kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dengan frekuensi tersebut, masyarakat disebutnya dapat memberikan respon melalui alat komunikasi HT kepada petugas pemantau yang ada di Pusat Pengendalian Data Operasional (Pusdalops) saat terjadi luapan air di sungai yang mengancam keselamatan warga di sekitar bantaran.
ADVERTISEMENT
“Yang kami publikasikan ini melalui (frekuensi) VHF timbal balik masyarakat dengan BPBD. Alhamdulillah setelah 3 tahun izinnya keluar,” katanya.
Ia juga menyebut kendala lainya yang pernah terjadi seperti sinyal yang terganggu karena suara berbenturan dengan pengeras suara. Namun hal tersebut kini sudah diatasi oleh pihaknya.
Ia menyampaikan untuk EWF otomatis memiliki perawatan berbeda karena bergantung pada kondisi internet untuk mendeteksi potensi bencana banjir maupun luapan air dari kali.
“EWS otomatis kami pasang di Sungai Belik, di Embung Langensari dan di dekat Jembatan Layang,” katanya.
Pihaknya sebelumnya juga sebelumnya telah melakukan Kerjasama dengan PT Tatonas untuk pemeliharaan EWS otomatis.
Butuh Peran Masyarakat
Selain itu, BPBD Kota Jogja menyampaikan tidak bisa mengerahkan seluruh sumberdaya untuk melakukan pengontrolan terhadap EWS yang tersebar di beberapa titik. Pihaknya berkoordinasi dalam memberdayakan masyarakat untuk menjaga EWS yang sudah terpasang yang tergabung dalam Kampung Tangguh Bencana.
ADVERTISEMENT
Total terdapat 17 EWS yang terpasang di beberapa kali di Kota Jogja baik manual maupun otomatis yang tersebar di Kali Code, Winongo, dan Gajah Wong.
“Mari kita bekerja bersama-sama, kami tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan semua pihak,” katanya. (Hadid Husaini)