Konten Media Partner

Keraton Jogja Ajak Generasi Muda Lestarikan Alam Tanpa Tinggalkan Filosofinya

9 Maret 2023 20:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Symposium on Javanese Culture 2023 oleh GKR Mangkubumi dan GKR Hayu, Kamis (9/3/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Symposium on Javanese Culture 2023 oleh GKR Mangkubumi dan GKR Hayu, Kamis (9/3/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati Tingalan Jumenengan Dalem atau momentum ulang tahun kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu GKR) Hemas ke-34, Keraton Yogyakarta kembali menyelenggarakan Simposium Internasional Budaya Jawa.
ADVERTISEMENT
Adapun kegiatan itu bertajuk 'Makna dan Fungsi Vegetasi dalam Menjaga Kelestarian Alam dan Tradisi di Keraton Yogyakarta'.
Ketua Panitia Penyelenggara International Symposium on Javanese Culture 2023, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu mengatakan tema tersebut diambil lantaran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki bentang alam yang indah dan beragam, mulai dari pegunungan, pantai, hingga aneka ragam flora.
"Tema tersebut dipilih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang sudah diwariskan oleh para pendahulu Keraton Yogyakarta," kata Ketua Panitia Penyelenggara, GKR Hayu, Kamis (9/3/2023).
Beragam filosofi yang selaras dengan alam telah menjadi pedoman dan pegangan sejak tahun 1755 oleh Sultan HB I di dalam pelaksanaan aktivitas Keraton hingga saat ini. GKR Hayu menuturkan filosofi-filosofi tersebut rupanya juga menjadi dasar perancangan tata kota dan bangunan di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dapat terlihat pada penyusunan vegetasi atau tumbuh tumbuhan di lingkungan Keraton dari Tugu Yogyakarta hingga Panggung Krapyak. Oleh karenanya filosofi itu harus tetap eksis di masa kini.
"Ini selaras dengan filosofi “Hamemayu Hayuning Bawono” yang dimaknai memperindah dunia dan isinya. Oleh karena itu, filosofi-filosofi ini perlu untuk lebih di tanamkan pada masyarakat luas," ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, anak pertama Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi mengajak masyarakat dan generasi muda yang dalam hal ini dianggap memiliki peran yang sangat vital untuk menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan tanpa meninggalkan tradisinya.
Di sisi lain, GKR Mangkubumi menyebut keraton Jogja terus menerus membuka diri agar nilai-nilai luhur itu dapat terus dilestarikan.
ADVERTISEMENT
"Salam simposium yang diselenggarakan Keraton Yogyakarta tahun ini, para peserta akan diajak mengulas kembali ragam vegetasi dalam berbagai sudut pandang, sejarah, sains, sastra, dan sosial budaya," kata GKR Mangkubumi.
GKR Mangkubumi pun berharap simposium ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat jati diri dan bersama-sama memperkuat identitas DIY sebagai bangsa.
"Selamat berdiskusi dan merasakan kesejukan dari ragam vegetasi di Yogyakarta," paparnya.
Penanggung jawab Pameran Narawandira, Gusti Kanjeng Ratu Bendara mengatakan akan ada serangkaian acara untuk memperingati momentum ini, termasuk Pameran Narawandira yang digelar di area Keraton Yogyakarta dengan mempertimbangkan minat generasi yang lebih muda.
"Itulah mengapa selama pameran yang berlangsung hingga Agustus besok, kami juga menggelar beberapa side events yang mungkin menarik bagi generasi muda dan anak-anak, seperti lomba sketsa, workshop dolanan anak,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT