Ketika Stay at Home Perkokoh Pondasi Pencegahan Narkoba

Konten Media Partner
8 April 2020 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga sedang menikmati sarapan. Foto: Shuttertstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga sedang menikmati sarapan. Foto: Shuttertstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini, seruan “stay at home” atau “di rumah saja” jamak terdengar sebagai antisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang tersebar di banyak Negara, termasuk Indonesia. Himbauan pemerintah untuk menjaga jarak diikuti dengan aksi nyata masyarakat dengan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Aktivitas pada umumnya tidak terhenti, hanya beralih dari ruang publik ke ruang domestik.
ADVERTISEMENT
Sebagian orang barangkali tidak merasa terganggu dengan perubahan yang terjadi, tetapi banyak pula yang tidak siap melakukan penyesuaian. Tidak semua orang bisa dengan mudah mengendalikan kegiatan bekerja (yang semula di luar rumah), memindahkan kegiatan belajar (yang semula di sekolah), sekaligus berbaur dalam waktu dan tempat yang sama dengan kegiatan kerumahtanggaan di rumah. Meskipun tak dapat dipungkiri, banyak juga yang nyaman menikmatinya. Ritme dalam setiap rumah tentu tidak sama.
Dari sudut pandang pencegahan penyalahgunaan narkoba, kondisi ini dapat menjadi momentum emas yang menguntungkan jika dimaknai dengan positif dan dimanfaatkan dengan baik. Lantas apa hubungannya.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pada pasal 104-108 dinyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak dan kewajiban dalam upaya P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkotika). Dalam hal ini, rumah atau keluarga menjadi bagian masyarakat yang memiliki peran strategis di garda terdepan dalam membentengi anggota keluarganya dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di era serba modern seperti sekarang ini komunikasi di tengah keluarga menjadi langka. Kesibukan masing-masing anggota keluarga kerapkali menjadi alasan. Sebagai contoh, tradisi makan bersama di beberapa rumah jarang ditemui. Alih-alih mengobrol, saat bisa bersama di rumah justru lebih asyik dengan gawai masing-masing. Komunikasi yang buruk akan mengikis kepekaan, membuat anak-anak merasa terabaikan dan kehilangan kasih sayang. Tanpa adanya pemantauan, bimbingan, dan kasih sayang, anak akan mencari “rumah” sendiri di tengah pergaulannya. Salah bergaul, bisa-bisa terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
Berita buruknya, saat ini Indonesia tidak lagi sekadar menjadi negara transit melainkan menjadi negara tujuan dalam peta perdagangan narkoba dunia. Indonesia darurat narkoba. Semua provinsi sudah menjadi target peredaran. Korban penyalahguna tidak mengenal usia. Peluang salah pergaulan menjadi bahaya di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Keluarga memiliki peran penting dalam menyelamatkan anak bangsa dari berbagai pengaruh negatif, termasuk di antaranya narkoba. Kembali lagi, keluarga menjadi kunci.“Stay at home” memaksa banyak orang untuk memperbanyak waktu di rumah dan bisa memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dalam rentang waktu yang cukup lama. Jika dimanfaatkan dengan baik, akan dapat memperkokoh pondasi ketahanan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan pada kesempatan “di rumah saja” saat ini :

Memperbanyak komunikasi

Saatnya untuk membicarakan apa pun, memperbanyak mengobrol secara langsung, dan memperbanyak mendengar. Keterbukaan membuat orang tua mengerti apa yang diharapkan anak, mengenali teman-teman dekat anak, mengetahui hobi anak, serta menghapus rasa canggung dan menghilangkan jarak satu sama lain. Komunikasi yang baik akan mempererat bonding, menguatkan kasih sayang, serta memberikan perasaan nyaman dan diterima sebagai bagian keluarga.
ADVERTISEMENT

Menyepakati aturan bersama

Rumuskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan di rumah dan di luar rumah. Misalnya tidak boleh menerima jajanan dari orang yang tidak dikenal, tidak boleh pulang larut malam, dan sebagainya. Hindari larangan sepihak tanpa ada penjelasan. Jadikan hasil diskusi sebagai sebuah kesepakatan untuk dipatuhi bersama.

Membangun mimpi bersama

Yakinkan bahwa setiap anak berharga dan istimewa, memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Buka diskusi tentang harapan dan impian di masa depan, saling memberi ide dan menyusun langkah bersama untuk menggapai cita-cita.

Memperbanyak aktivitas bersama

Lakukan aktivitas bersama seperti bermain, memasak, fotografi, atau berolahraga bersama. Saatnya menabung memori kebahagiaan yang akan diingat di masa depan.

Memberikan keteladanan

Orang tua memberikan keteladanan langsung dan mendampingi anak-anak tekun beribadah, menjaga pola hidup bersih dan sehat, rajin berolahraga, berkata santun dan jujur, serta selalu berpikir dan bertindak positif.
ADVERTISEMENT
Stay at home! Saatnya meluangkan lebih banyak waktu dan memberi banyak perhatian pada keluarga. Wujudkan keluarga harmonis, sehat, sejahtera, terhindar dari bahaya narkoba. (Wahyu Rahmawati-Penyusun Rencana Program BNNP DIY)