Ketua DPRD DIY soal Kasus Hanum: Nggak Cocoklah Itu di Jogja

Konten Media Partner
15 Oktober 2019 15:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nuryadi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY, saat memberikan keterangan pada awak media, Selasa (15/10/2019). Foto: Birgita.
zoom-in-whitePerbesar
Nuryadi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY, saat memberikan keterangan pada awak media, Selasa (15/10/2019). Foto: Birgita.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kasus yang menjerat salah satu anggota DPRD DIY, Hanum Rais belum menemukan kejelasan. Beberapa pekan lalu publik dihebohkan dengan tulisan Hanum di akun Twitter pribadinya yang mengomentari tentang penusukan yang menimpa MenkoPolkumham, Wiranto. Dalam unggahannya, dia menyebut bahwa kejadian itu merupakan suatu rekayasa belaka. 
ADVERTISEMENT
Nuryadi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY, pun mengomentari terkait kasus tersebut. Dalam sesi wawancara yang dilakukan di kantornya pada Selasa (15/10/2019) dia mengatakan bahwa tidak bisa mengomentari lebih jauh soal permasalahan yang menimpa anggotanya. 
"Jadi seorang politisi pasti diajari oleh partai politiknya. Kenapa begitu tadi pertanyaan itu diikuti partai politiknya yang sana itu. Saya nggak pas nanti 'eh itu pernah nggak diajari nggak etika berpolitik?'" tutur Nuryadi pada Selasa (15/10). 
Terkait kejadian tersebut dia berpendapat bahwa yang dilakukan oleh seorang politisi tersebut tidak pantas dilakukan. Terlebih Jogja dikenal sebagai kota yang mengedepankan unggah-ungguh dalam keseharian terutama soal etika saat mengomentari sesuatu. Nuryadi berpendapat yang dilakukan tersebut tidak pantas jika terjadi di Jogja. 
ADVERTISEMENT
"Nggak cocok lah kayak gitu di Jogja. Di wilayah Jogja nggak boleh" ujarnya 
Nuryadi menambahkan sejatinya seorang dewan tentunya sudah didik oleh partai politik. Didikan tersebut terutama pada persoalan melihat suatu permasalahan apakah setuju atau tidaknya. Saat ditanyai lagi lebih jauh, Nuryadi tidak bisa berkomentar banyak sebab masalah utu tidak terkait dengan partai politik yang menaunginya.
"Kalau kita sudah berbicara tentang dewan, itu adalah partai politik. Karena kita disiapkan partai politik kita. Didik partai politik bagaimana bersikap untuk yang setuju maupun tidak setuju. Sehingga kalau itu bukan partai politik saya. Saya bagaimana menilai secara itu kan sulit" tuturnya. 
Ketua dewan itu juga berharap agar ke55 orang yang kini duduk di kursi dewan DIY bisa paham betul bagaimana posisi mereka terutama sebagai politisi yang disorot masyarakat banyak. Menurutnya persoalan yang jauh seperti soal Wiranto tidak perlu dikomentari berlebihan apalagi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di Jogja. 
ADVERTISEMENT
"Sehingga apa yang saya sampaikan itu pasti sebetulnya aspirasi masyarakat karena rakyat yang memilih kita. Sehingga kalau dari rakyat aspirasinya tidak ke sana-sana (soal Wiranto) ya sebaiknya nggak disampaikan apalagi hal yang jauh di sana. Kita masih banyak pekerjaan sendiri. Kenapa dikomentari, apalagi komentarnya yang nanti bisa menyinggung perasaan orang lain" terang Nuryadi. 
Menurutnya pokok persoalan yang kini harus dihadapi salah satunya oleh para anggota dewan adalah program di Jogja yang belum rampung. Meski begitu, Nuryadi tidak menutup kesempatan bahwa anggota dewan tidak boleh mengurusi hal lain di luar Jogja. Dia menegaskan bahwa sah saja jika ingin mengutarakan komentar terkait isu yang berkembang di masyarakat. Akan tetapi yang perlu diperhatikan ialah penyampaiannya harus diperhatikan terutama ditempat Hanum berada adalah warga Jogja yang tentunya menjunjung tinggi tata krama. 
ADVERTISEMENT
"Kalau toh itu (pendapat) disampaikan untuk yang lainnya yang penting datanya tepat, penyampaiannya juga harus diperhatikan" tegasnya. (Birgita)