Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kacang mete menjadi salah satu jenis kacang yang sering diolah menjadi berbagai macam hidangan. Dipadukan dengan cokelat atau bahkan hanya digoreng biasa, tentunya kacang ini tak lagi asing di telinga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah Anda dari mana asal usul kacang mete? Berbeda dengan kacang tanah yang di dapat dari dalam tanah, kacang mete justru didapat dari sebuah buah. Adalah Jambu Monyet atau yang juga dikenal dengan Jambu Mete.
Tapi ternyata, jika dilihat secara ilmiah, jambu monyet bukan termasuk dalam keluarga jambu-jambuan (Myrtaceae). Bukan juga dari keluarga kacang-kacangan (Fabaceae) walaupun salah satu produknya kacang mete. Jambu monyet justru termasuk dalam keluarga mangga-manggaan (Anacadiaceae). Jambu monyet sendiri memiliki nama ilmiah Anacardium occidentale.
Rupanya, jambu monyet ini memiliki kisah yang mungkin masih jarang didengar oleh khalayak umum. Konon, masyarakat mengaitkan buah jambu monyet sebagai kutukan bagi anak yang durhaka pada orang tuanya.
“Posisi buahnya itu kan kepala di bawah, jadi seperti bergelantungan terbalik. Ceritanya itu dulu ada anak durhaka yang dikutuk,” kata Kadilah (89), warga asli Yogyakarta, Rabu (19/6/2019).
ADVERTISEMENT
Konon, diceritakan bahwa ada ibu yang memiliki seorang anak laki-laki yang sering memimpikan hal-hal yang tidak masuk akal. Pemuda ini tidak tampan sama sekali. Namun ia percaya dengan mimpinya yang mampu menikah dengan seorang wanita cantik.
Sang anak pun menyuruh ibunya untuk bekerja keras untuk merawat wajahnya. Sayangnya, seorang wanita yang ditaksirnya menolak pria ini dengan alasan memiliki paras yang jelek. Kecewa, sang anak pun pulang ke rumah dan mengurung diri dalam kamar sambil meratapi wajahnya.
Ketika itu, sang ibu tidak sedang bekerja. Melihat hal itu, sang anak pun memaki ibunya sepanjang hari. Sambil tertidur, si anak tetap memaki ibunya hingga tengah malam dan si ibu masih dengan sabar mendengar makian dari anaknya.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, si anak tak bisa menemukan keberadaan sang ibu. Dan pagi itu juga, sebuah kutukan dijatuhkan pada anak itu. Ia berubah menjadi buah jambu monyet, yang mana posisinya bergantung terbalik. Buah sejati (bagian biji) jambu mete menonjol ke bawah diibaratkan kepala si anak. Sedangkan bagian buah semu (badan buah) adalah badan dari si anak.
“Makanya orangtua zaman dulu bilang ke anaknya ‘Nek durhaka, dadi jambu munyuk kowe lho (kalau durhaka, jadi jambu monyet kamu lho)’. Ditakut-takutin, biar anak itu nurut sama orangtua, nggak durhaka,” ujarnya.
Hingga kini, jambu monyet sendiri masih diolah olah masyarakat. Salah satunya adalah untuk diambil buah sejatinya dan menjadi kacang mete. Getahnya yang membuat kulit mengalami iritasi membuat jambu mete jarang sekali dipetik. Buah ini akan dibiarkan jatuh ke tanah. Setelah itu, getahnya dibiarkan mengering, baru diambil untuk diolah menjadi kacang mete. (asa/adn)
ADVERTISEMENT