Konten Media Partner

Komunitas Pendukung PSIM Ajak Puluhan Anak Jogja Peduli Sampah

20 Oktober 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komunitas supporter PSIM Jogja menggelar program POT Sejuta Harapan yang diikuti puluhan anak-anak di Kota Jogja untuk membangun kesadaran akan kondisi di sekitarnya diluar agenda sepakbola, Sabtu (19/10/2024)
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas supporter PSIM Jogja menggelar program POT Sejuta Harapan yang diikuti puluhan anak-anak di Kota Jogja untuk membangun kesadaran akan kondisi di sekitarnya diluar agenda sepakbola, Sabtu (19/10/2024)
ADVERTISEMENT
Sabtu (19/10/2024) komunitas Suporter dari PSIM Jogja, Bawah Skor berbagi inspirasi dengan puluhan anak-anak yang mengikuti program Pot Sejuta Harapan yang berlangsung di Wisma PSIM, Baciro, Gondokusuman, Kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, total 25 anak ikut dalam program Bawahskor berkolaborasi dengan entitas komunitas suporter lainnya seperti Brajamolek (komunitas supporter wanita) untuk menjadi fasilitator.

Stigma Negatif Suporter Sepak Bola

Inisiator dari kegiatanya juga dijalankan oleh anak muda, Dimaz Maulana menyampaikan pihaknya tidak hanya ingin mengenalkan dunia sepakbola kepada anak-anak,tapi juga terhadap berbagai isu di sekeliling mereka.
“Terutama kalau diseret lagi ke belakang, stigma suporter di Indonesia apalagi PSIM mungkin kurang bagus. Makanya kami ingin reflektif bisa memiliki kegiatan yang bermanfaat sebagai suatu energi yang baik, terutama bagi para fans,” katanya saat ditemui di komplek Wisma PSIM.
Ia menyampaikan, jika kegiatan POT Sejuta Harapan merupakan 4 kalinya diselenggarakan. Selain itu Bawahskor juga menginisiasi upaya untuk suporter bisa peduli atas kondisi sampah yang secara bertahap dilakukan di dalam stadion ketika laka kandang sedang dimainkan.
ADVERTISEMENT
Dirinya ingin mengajak anak di usia golden moment untuk bisa berjejaring dengan berbagai komunitas tidak hanya di Gondokusuman saja, tapi dengan berbagai elemen di Kota Jogja.
Dengan begitu sebagai fans sekaligus warga Kota Jogja, pihaknya mencoba meramu berbagai aktivitas yang bisa dimaksimalkan.
“Karena di beberapa teori golden moment ini bisa ekspresi menggambar ini menjadi penting, maka kami perlu memberi ruang untuk anak-anak,” katanya.
Anggota Bawah Skor, Benardi Iriawan yang ikut sebagai fasilitator menyampaikan pihaknya juga memiliki banyak kegiatan kalau mencoba merespon aktivitas bawah ekor seperti Resik-resik Stadion dan Tour Titik Putih. Ia menyampaikan jika berbagai agenda yang dilakukan bisa dikolaborasikan dengan peran stakeholder salah satunya di bidang pariwisata yang edukatif.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menurutnya akan sangat baik jika pemerintah dapat merespon berbagai agenda yang dilakukan.
“Kalau bicara Tour Titik Putih kita agenda melakukan plogging yakni pengambilan sampah dengan dengan penjepit sambil jalan jalan susur kampung. Lalu juga ada sisi sejarahnya dimana kita mengunjungi situs-situs yang ada di Jogja yang masih ada kaitanya dengan sepakbola,” jelasnya.
“Seperti di Kotagede kami mampir ke rumah pemain legenda PSIM, kami juga ke makam founder PSIM atau PSSI. Kita juga ada agenda dengan berbagai bank sampah sama kelompok tani di Kotagede. Kalau di ranah pariwisata bisa dengan kegiatan yang lebih green lagi,” ujarnya. (Hadid Husaini)