Konten Media Partner

Kota Yogyakarta Komitmen Wujudkan Zero Kasus HIV/ AIDS pada 2030

3 November 2024 19:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi HIV. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi HIV. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Yogyakarta komitmen mewujudkan zero kasus HIV/AIDS pada tahun 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Pj Wali Kota Jogja, Sugeng Purwanto saat meneken kerjasama bersama Yayasan Vesta Indonesia yang berkaitan dengan Pencegahan dan Penanggulangan Populasi Berisiko Terinfeksi HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Sugeng mengatakan kerjasama ini sebagai salah satu upaya untuk mengakhiri kasus HIV/AIDS tersebut.
Berdasarkan data dari tahun 2004-2024, dia mengatakan kasus HIV kumulatif telah mencapai 1.675 orang sementara kasus AIDS kumulatif sejumlah 329 orang.
“Untuk tahun 2024 ini dari bulan Januari-September, angka kasus HIV sejumlah 92 kasus dan untuk kasus AIDS bertambah 14 kasus,” kata Sugeng Purwanto, Minggu (3/11/2024).
Lewat kerjasama ini, Pemkot optimis bisa mengakhiri epidemi HIV / AIDS pada tahun 2030.
Ini merupakan upaya bersama untuk saling berkolaborasi dalam mewujudkan Three Zero yaitu tidak ada kasus baru HIV / AIDS.
ADVERTISEMENT
"Termasuk tidak ada kematian akibat HIV / AIDS dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kota Jogja," ucap Sugeng.
Sugeng juga menyadari, status Yogyakarta yang sebagai kota tujuan wisata favorit itu tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu pintu masuk utama penyakit HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS).
Sehingga dia berharap, masyarakat bisa melakukan pengecekan HIV / AIDS, terutama bagi kelompok berisiko, seperti wanita pekerja seks, waria, pengguna narkoba suntik (penasun), warga binaan lapas, ibu hamil, serta orang yang mendapat transfusi darah.
Pengecekan ini, kata dia, dapat dilakukan di 18 Puskesmas yang telah menjadi faskes rujukan bagi penyandang HIV / AIDS dan 13 rumah sakit di Kota Yogyakarta juga di lima puskesmas seperti Puskesmas Gedongtengen, Tegalrejo, Mergangsan, Umbulharjo I dan Pakualaman telah melayani berbagai layanan terkait HIV, di antaranya Tes HIV, Layanan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) untuk mencegah penularan HIV dan ARV (obat HIV).
ADVERTISEMENT
“Di Puskesmas tidak dipungut biaya. ODHA dapat memanfaatkan layanan pengecekan jumlah virus HIV melalui darahnya, hingga pengambilan obat ARV yang berfungsi mengendalikan virus juga diberikan secara gratis serta yang pasti petugas ramah-ramah dan tidak stigmatis dan diskriminatif," terangnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo mengucapkan, terima kasih atas kerjasama antara pemerintah dengan Yayasan Vesta Indonesia.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan dengan komitmen bersama dalam upaya penanganan dan pencegahan HIV/AIDS dan IMS akan diakselerasikan dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk tahun 2023-2027 dan melalui jalur cepat 95-95-95 yaitu, 95 persen ODHA mengetahui statusnya, 95 persen ODHA melakukan pengobatan, serta 95 persen ODHA minum obat secara rutin.
Senada, Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo mengatakan selalu mendukung kebijakan dan arahan pemerintah khususnya penanggulangan dan pencegahan kasus HIV/AIDS di Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Termasuk dapat menuntaskan epidemi HIV / AIDS pada tahun 2030 mendatang.
“Kita tidak mampu bekerja sendiri. Sehingga melalui kerjasama ini, kita akan maksimalkan melakukan edukasi di wilayah Kota Yogyakarta dan mampu mencegah perluasan HIV/AIDS dan IMS di Kota Yogyakarta,” pungkasnya.
(M Wulan)