Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Krisis Air di Lereng Merapi, Sultan HB X Ajak Lintas Agama Tanam Pohon Langka
20 Januari 2025 16:50 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan, Lembaga LIPI (sekarang BRIN) pada tahun 2019 memprediksi bahwa tahun 2040 pulau Jawa akan mengalami kehabisan air bersih.
Kelangkaan air bersih mengalami peningkatan seiring terjadinya deforestasi, betonisasi, polusi hingga global warming.
Menyikapi kondisi itu, Pemda DIY melakukan giat tanam bersama pohon langka oleh Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama yang berlangsung di obyek wisata Nawang Jagad, Kaliurang, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin (20/1/2025).
Pohon langka yang ditanam tersebut ada tiga jenis yaitu diantaranya sawo kecik, kepel, dan pronojiwo.
Acara dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X, GKR Mangkubumi, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, RM Drasthya Wironegoro, Ketum GP Ansor, Ketum Pemuda Muhammadiyah, Ketum Pemuda Katolik, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI), Ketum Pemuda Budha (Gemabudhi), Ketum Pemuda Hindu (Peradah), Ketum Pemuda Konghucu (Gemaku), dan AM Putut Prabantoro yakni selaku Taprof Lemhannas RI.
ADVERTISEMENT
Giat Tanam Inisiasi Gusti Marrel
Diketahui, acara tersebut diinisiasi langsung oleh cucu Sri Sultan Hamengkubuwono X yakni RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo dengan tema "Air Untuk Masa Depan Peradaban".
Gusti Marrel mengatakan, di balik inisiasinya tersebut dilakukan secara mendadak pada bulan Desember 2024 lalu lewat pertemuannya bersama para ketua umum pemuda agama lintas agama tersebut.
"Ini merupakan sebuah inisiasi penting pada saat bertemunya dengan para ketua umum pemuda agama lintas agama di bulan lalu (Desember), yang dimana melahirkan sebuah ide untuk awal tahun 2025 dengan memulai dengan simbolik kita menanam demi kelancaran air. Maka dari itu tema pada penanaman ini adalah air untuk masa depan peradaban," kata Gusti Marrel dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, GKR Mangkubumi sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa turut menyampaikan, terkait krisis air yang terjadi di DIY yakni sejak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 silam. Dimana sungai-sungai itu tertutup lahar.
"Kami ingin lebih banyak lagi pohon-pohon yang ditanam. Karena sejujurnya, sejak erupsi Merapi tahun 2010 yang agak besar itu banyak sekali sungai-sungai, dan aliran sungai yang tertutup.
Nah, dengan penanaman yang semakin banyak ini, yang kemudian akan menimbulkan kembalinya sampai mengaliri ke selatan. Mudah-mudahan dari teman-teman dari lintas agama bisa mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama menanam yang lebih luas lagi, gitu," kata GKR Mangkubumi kepada wartawan usai acara.
Aktivitas Penambangan Pasir Jadi Krisis Air
GKR Mangkubumi menambahkan, kurangnya sumber mata air terjadi tidak hanya karena lahar gunung, namun juga banyaknya aktivitas manusia yang merusak salah satunya pertambangan pasir.
ADVERTISEMENT
"Ada aktivitas yang sangat luar biasa gitu, pencemaran yang ada di situ. Aktivitasnya lainnya juga karena pertambangan. Kan warga tentunya memperlukan memerlukan air, lingkungan yang sehat, dan memerlukan udara yang baik. Ya kita ingin mengajak bersama-samalah ini masyarakat untuk kita yuk saling menjaga. Saling menjaga alam. Semakin menjaga bumi ini untuk lebih baik lagi," ucap GKR Mangkubumi.
Senada dengan putri sulungnya, Sultan HB X menolak keras adanya kerusakan alam yang terjadi di DIY, terutama menumbuhkan cinta lingkungan sedari anak-anak.
"Kalau saya ya mewakili regenerasi, untuk membangun kesadaran cinta lingkungan, jangan merusak lagi, tapi bagaimana menjaga gitu ciptaannya. Saya kira kesadaran itu juga harus tumbuh bagi anak-anak," kata Sultan HB X kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Lanjut Sultan berharap, setelah giat tanam bersama inilah, akan banyak tanaman yang tumbuh disekitar lereng merapi serta tumbuhnya banyak mata air.
"(Harapnya) bagaimana semakin bagus sehingga dilereng merapi ini akan banyak tanaman. Dengan banyaknya tanaman itu saya yakin akan tumbuh mata air baru yang memungkinkan masyarakat itu bisa menikmati dengan baik," ujar Sultan HB X.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih sekali adik-adik semua dalam kesempatan ini. Semoga fondasi yang diletakkan ini bisa memberikan lembaran baru bagi masyarakat agar tidak merusak hutan. Alam jangan rusak, tapi bagaimana kita menjaga karena itu bentuk pelestarian agat bisa dimanfaatkan anak cucu kita," tandas Sultan.
(Olive)