Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kumpulan Geramnya Netizen atas Mahalnya Harga Makanan di Malioboro
27 Mei 2021 10:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Curhatan serta kekesalan wisatawan akan mahalnya harga makanan di Kawasan Malioboro bukan hal yang baru di Yogyakarta. Belakangan ini, viral video seorang wisatawan yang keluhkan mahalnya harga pecel lele di kawasan Malioboro.
ADVERTISEMENT
Meskipun PKL di kawasan Malioboro sudah memasang daftar menu beserta harga, nyatanya masih banyak wisatawan yang kaget dengan harga yang harus dibayar usai makan di kawasan wisata itu.
Terbaru, seorang warganet menceritakan kekesalannya dengan harga makanan yang harus dibayar usai makan di warung PKL di kawasan Malioboro.
"Di pinggiran ini banyak banget lesehan yang menurut gue harganya itu di luar nalar. Terkenal kan Jogja itu makanannya murah-murah," ungkap seorang wisatawan itu dikutip dari video yang diunggah akun Instagram @cetul.22 pada Rabu (26/5/2021).
Menurut keterangannya, seporsi pecel lele belum dengan nasi disebutnya seharga Rp 20.000. Jika ditambah dengan nasi, menurut perkiraannya paling murah ialah Rp 4.000. Namun saat akan menambah lalapan dan sambal, dirinya harus merogoh kocek lagi sebesar Rp 10.000
ADVERTISEMENT
"Nyatanya terlepas dari ini tempat wisata atau daerah turis harganya tuh makan pecel lele Rp 20 ribu belum sama nasi. Tambah nasi paling mahal Rp 7 ribu. Ternyata gaes pecel lele itu harusnya udah ada lalap. Ketika mau pesen lalap jadi nambah Rp 10 ribu lagi," imbuhnya.
Keheranan akan harga makanan di kawasan Malioboro yang mahal ini pernah terjadi di tahun 2017 lalu. Kala itu, pengguna facebook bernama Rina Ramdhani memposting kekesalannya karea harga makanan yang terlalu mahal di kawasan Malioboro.
"Minjem jalurnya min..
N maaf juga klo ada yg trsinggung..
Sebagai warga jogjakarta alangkah baiknya qt saling berbagi informasi..
Ne kmaren rombongan dari luar kota salah satunya adalah mertua saya jalan2 ke jogja dan makan di malioboro...
ADVERTISEMENT
Lagi2 ke patok harga yg lumayan mahal..
dan pesanan yg gak dteng juga tetep di hitung lo..
Masa harga es jeruk aja seharga nasi ayam di lesehan pinggiran...
Mangkel juga liatnya..
ni nota saya minta tdinya gak boleh..
Udh langsung di uwel2 trus dibuang ..
tpi krna saya minta paksa akhirnya dicari di sampah..
Nb : maaf sbelumnya buat smw yg meminta nama warung nya saya tidak bisa menginformarmasikan saya dsni hanya berbagi informasi saja agar qt teliti sbelum membeli bukan untuk matiin rejeki orang..
Nuwun.." tulisnya.
Di tahun yang sama, hal senada juga dialami oleh Muhammad Dwiki Bagaskara. Kala itu, ia makan nasi goreng di kawasan Malioboro. Ia berekspektasi harga seporsi nasi goreng tak sampai Rp 15.000.
ADVERTISEMENT
Kala itu ia memesan Dwiki pun memesan tiga nasi goreng telur, satu es teh manis, satu teh manis hangat, dan satu teh tawar hangat. Ia pun harus membayar Rp 88.000 untuk makanan yang sudah dibelinya ini.
"Malam sedulur.. mau nanya.. kami bukan orang asli Jogja. Kami di Jogja beberapa hari, kami sedan ada urusan kerja di Jogja. Tadi kami barusan makan di tempat makan emperan gerobak.
Meunnya nasi goreng telur dengan suwiran ayam sedikit 3 porsi, es teh 1, teh anget tawar 1, teh anget manis 1.
Total harga 88 ribu, jujur kami sebagai bukan orang Jogja asli kaget sekali karena saya yg berasal dari Sumatera yg dominan harga sembako lebih mahal..
ADVERTISEMENT
Tapi harga dan menu yg kami pilih tidak semahal di sini (lebih murah di daerah saya)
Karena yang kami ketahui, Jogja relatif lebih murah harga makanannya." tulisnya di akun facebook.