Konten Media Partner

Kustini Ajak Pedagang Pasar di Sleman Kurangi Penggunaan Plastik

25 Agustus 2023 19:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo saat berikan arahan pada pedagang di Pasar Sleman. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo saat berikan arahan pada pedagang di Pasar Sleman. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menangani dan mencegah adanya timbunan sampah di jalanan seperti yang belakangan marak terjadi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya diwujudkan dengan sosialisasi pengelolaan sampah mandiri kepada masyarakat umum yang kini menyasar pada pedagang di Pasar Tempel, Sleman untuk dapat mengolah sampahnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo tak menepis bahwa wilayahnya menjadi penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, dengan bobot sampah sebanyak 320 ton setiap harinya dimana pasar menjadi salah satu wilayah yang dominan menghasilkan sampah sehingga perlu diberikan perhatian khusus.
Meski saat ini pemerintah belum menerapkan larangan penggunaan plastik, namun Kustini menyarankan agar para pedagang termasuk pembeli dapat memanfaatkan tas belanja yang ramah lingkungan. Menurutnya, hal itu sangat berharga untuk mencegah adanya timbulan sampah di Kabupaten Sleman.
"Akan lebih baik jika sampah-sampah plastik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna. Saya juga berharap kepada bapak ibu semua dapat menunjukkan bahwa Sleman itu kabupaten yang sehat dan bersih serta memiliki warga yang peduli kepada lingkungan," kata Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (25/8/2023).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, para pedagang di Pasar Tempel juga diharapkan menjadi pioner yang memberikan contoh dalam pemilahan sampah di pasar. Sehingga tidak ada lagi upaya masyarakat membuang sampahnya sembarangan apalagi melakukan aksi bakar sampah plastik yang asapnya tentu berbahaya bagi kesehatan.
"Para pedagang di sini dapat memberikan contoh dalam memilah-milah sampah baik itu kertas, plastik, maupun sampah organik,” jelas Kustini.
Praktisi lingkungan yang memberikan sosialisasi kepada pedagang pasar turut membenarkan bahwa asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan terutama paru-paru.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Haryadi menyebut harus ada kesadaran masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan barang yang berbahan plastik hingga mengelola sampahnya secara mandiri.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan jika mengelola sampah secara mandiri, seperti misalnya mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah hingga membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih," pungkasnya. (M Wulan)