Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Ladang dan Sawah di Magelang Kena Abu Vulkanik Merapi, Harga Sayur Naik
16 Maret 2023 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Meski sudah hampir satu pekan namun ketebalan abu vulkanik Merapi masih sangat dirasakan oleh warga dusun Panggungan, Wonolelo, Kecamatan Sawangan terlebih daerah tersebut hingga kini belum pernah terguyur air hujan. Akibat tebalnya debu vulkanik Merapi ini, harga sayuran mengalami peningkatan yang cukup lumayan. Parman, warga dusun Panggungan yang kesehariannya berjulan sayur keliling, mengeluhkan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Harga sayuran pada naik, khusunya untuk Cesin, Kol bunga dan Kentang. Ya walaupun sebenernya ini lumrah karena sayuran yang ada di persawahan atau ladang terkena abu dari Gunung Merapi tapi kita sebagai penjual sayur keliling jadi repot juga mau menjualnya karena harga kulaknya juga sudah tinggi, jadi ya kita jualnya juga menyesuaikan harga kulakan” ungkapnya pada Kamis (16/2/2023).
Parman menambahkan, kondisi tersebut kemungkinan bisa segera berakhir bila sudah ada hujan turun.
"Hingga kini belum ada hujan, kalau sudah ada hujan kemungkinan harga-harga sayuran akan kembali normal karena abu yang pada menempel di sayuran sudah hilang jadi tidak perlu penanganan lebih saat mereka panen dan ini otomatis bisa menekan beaya operasional yang nantinya akan berdampak pada harga jadi turun lagi,” terang Parman yang menjual dagangannya sampai ke kota Jogjakarta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Kepala Desa Windusajan, Wonolelo, Sawangan, Marpomo mengatakan bahwa ada sekira 2.306 Kepala Keluarga dan banyak dari mereka yang berprofesi sebagai penjual sayur.
"Daerah kami berjarak kira-kira 9 KM dari Gunung Merapi namun dampak dari erupsi Merapi beberapa waktu lalu hingga kini masih sangat kami rasakan, utamanya para petani. Kalau untuk penanganan khusus kepada Manula dan Balita memang tidak ada. Namun begitu kemarin pihak desa dengan dibantu BPBD juga melakukan pembagian masker, penyemprotan masjid dan sekolah yang ada di lingkungan kami,” terangnya.
“Kalau untuk pertanian ya hanya menunggu turun hujan, kalau sudah ada hujan debu-debu akan berkurang dan tanaman atau sayuran bisa menjadi bersih. Ini juga tergantung dari curah hujan yang turun, tentunya kalau hujannya deras ya akan semakin cepat bersih,” pungkas Marpomo. (her)
ADVERTISEMENT