Konten Media Partner

Lestarikan Budaya Jawa, ASN Yogyakarta Ikuti Pelatihan Pawiyatan Jawi

19 Oktober 2024 15:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ASN Diberi Pelatihan Pawiyatan Jawi/Foto: Len
zoom-in-whitePerbesar
ASN Diberi Pelatihan Pawiyatan Jawi/Foto: Len
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk menjaga hilangnya budaya pada generasi yang akan datang, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta bekerja sama dengan KORPRI Kota Yogyakarta melakukan inisiasi dengan menggelar Pawiyatan Jawi untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kegiatan bertema Busana, Unggah-Ungguh, dan Salah Kaprah Basa berlangsung di Hotel Cavinton, Jumat (18/10/2024).
Ketua KORPRI Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai wujud nyata komitmen Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melestarikan budaya lokal.
“Pawiyatan Jawi bukan hanya sebuah pelatihan teknis, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai ASN untuk meneruskan warisan budaya dan menjaga tradisi luhur yang menjadi identitas Yogyakarta,” ungkap Aman.
Aman juga mengatakan, bahwa ASN bukan hanya pelayan publik dalam aspek administratif, tetapi juga cerminan identitas daerah.

ASN Wajib Lestarikan Budaya Jawa

Melestarikan budaya lokal merupakan bagian integral dari tugas ASN di Yogyakarta, dalam menjaga citra keistimewaan Yogyakarta.
“Dengan memahami nilai-nilai budaya Jawa, ASN diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang lebih santun, beretika, dan sesuai dengan kearifan lokal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Pawiyatan Jawi menghadirkan dua narasumber ahli di bidang kebudayaan, Faisal Noor Singgih dan Wahyuni Shinta Utami, yang membahas berbagai topik budaya Jawa, termasuk motif batik larangan, busana adat Gagrag Ngayogyakarta, subasita dan unggah-ungguh, serta pencegahan kesalahan penggunaan bahasa Jawa dalam pelayanan publik.
Penggunaan bahasa Jawa yang tepat menjadi salah satu fokus utama, mengingat kesalahan dalam bahasa dapat menurunkan citra profesionalisme ASN di mata publik.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, juga menyampaikan kegiatan Pawiyatan Jawi ini adalah langkah penting untuk memperkuat jati diri ASN sebagai representasi budaya Jawa.
"Keistimewaan Yogyakarta terwujud dalam budaya, adat, dan tata krama yang kita lestarikan. ASN memegang peran penting dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Yetti melanjutkan, pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek penting budaya Jawa. Diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme ASN sekaligus menjaga identitas budaya yang memiliki nilai-nilai budaya lokal yang tinggi, yang menjadi ciri khas Yogyakarta.
"ASN dapat menerapkan nilai-nilai budaya Jawa dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari akan memberikan kontribusi positif bagi citra Yogyakarta. Keistimewaan Yogyakarta bukan hanya tentang bagaimana kita menjalankan pemerintahan, tetapi juga bagaimana kita mempertahankan dan mempraktikkan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi,” ujar Yetti.
Salah satu peserta Faisal Noor Singgih mengakui bahwa mempelajari Bahasa Jawa tidak mudah, bukan sekadar soal memahami bahasa itu sendiri, tetapi juga tentang memahami tata krama yang terkandung di dalamnya.
“Dalam penggunaan bahasa Jawa, sering kali terjadi salah kaprah, banyak bahasa yang tidak tepat yang, sayangnya kerap dianggap wajar atau benar di lingkungan. Bila kebiasaan ini dibiarkan, maka dapat merusak pemahaman tentang tata bahasa yang benar dan mengikis nilai-nilai kesantunan yang terkandung dalam unggah-ungguh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Penulis : Len