Mahasiswa Ikut Aksi Usung Khilafah, Kampus di Bantul Didatangi FKOR DIY

Konten Media Partner
9 Maret 2020 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) DIY mendatangi kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara di Bantul, Senin (8/3/2020). Foto: erfanto
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) DIY mendatangi kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara di Bantul, Senin (8/3/2020). Foto: erfanto
ADVERTISEMENT
Puluhan massa yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) DIY mendatangi kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara di Padukuhan Kenalan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Senin (8/3/2020).
ADVERTISEMENT
Mereka memprotes keras kampus tersebut karena mahasiswanya terlibat dalam aksi yang dilaksanakan tanggal 3 Maret 2020 di Kawasan Malioboro. Seperti diketahui, aksi tanggal 3 Maret 2020 lalu tersebut mengusung tema khilafah.
Koordinator FKOR DIY, Waljito, menuturkan FKOR menyesalkan kalangan intelektual muda seperti mahasiswa STEI Hamfara justru terlibat aksi anti nasionalisme. Di mana mahasiswa Sekolah Islam ini turut serta dalam aksi demonstrasi mengusung tema khilafah dan menentang nasionalisme di Malioboro tanggal 3 Maret 2020 lalu.
"FKOR di Yogyakarta yang merepresentasikan 50 ormas dan juga perwakilan aliansi umat Islam Yogyakarta datang ke kampus STIE Hamfara untuk menyampaikan protes keras. Aksi khilafah yang dibentangkan dalam demonstrasi beberapa waktu lalu bisa memecah umat justru mengancam nasionalisme itu sendiri,"ujarnya, Senin (9/3/2020) di kampus STIE Hamfara.
ADVERTISEMENT
Pihaknya justru mempertanyakan mengapa kalangan mahasiswa mendendangkan anti nasionalisme dan mengusung isu khilafah pada aksi tanggal 3 Maret 2020. Seharusnya para mahasiswa justru menjadi pelopor nasionalisme kalangan generasi muda.
Waljito menandaskan jika aksi demonstrasi para mahasiswa yang mengusung tema khilafah tersebut sangat melukai hati masyarakat yang ada di Yogyakarta. Oleh karena itu, pihaknya menyatakan protes keras terhadap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di antaranya mahasiswa STIE Hamfara.
"Perlu diketahui bahwa Pancasila sudah merupakan salah satu dasar negara yang tidak bisa dirubah. Jika tidak setuju maka silahkan pergi dari Indonesia," teriaknya lantang dalam aksi tersebut.
Ia menilai aktivitas yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat dan mahasiswa di Malioboro tanggal 3 Maret 2020 lalu ada kecenderungan untuk membubarkan sebuah semangat anti nasionalisme.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pihaknya juga mendesak kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tanggal 3 Maret 2020 kemarin. Karena aksi tersebut cenderung terjadi pelanggaran baik itu penyalahgunaan izin dan juga cenderung ada tindakan makar.
Ketua Prodi Manajemen Syariah STEI Hamfara, Heri Sasongko mengatakan yang turut serta dalam aksi khilafah tanggal 3 Maret 2020 tersebut cukup banyak. Maka tidak adil jika yang didatangi hanyalah STEI Hamfara.
"Itu dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta, yang besar-besar juga ada. Hamfara itu hanya kampus kecil. Yang datang juga hanya 2-3 orang ke sana," tandasnya.
Pihak kampus sendiri telah melakukan pembinaan terhadap mahasiswa yang turut serta dalam aksi 3 Maret 2020 tersebut. Dirinya menandaskan jika apa yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut juga melanggar etika kampus.
ADVERTISEMENT