Konten Media Partner

Mahasiswa S2 Hukum di Jogja Dalangi Penyiraman Air Keras ke Mantan

27 Desember 2024 20:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 6 Januari 2025 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku dan eksekutor penyiraman air keras terhadap seorang wanita di Jogja pada Selasa (24/12/2024) saat diamankan di Polresta Jogja. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku dan eksekutor penyiraman air keras terhadap seorang wanita di Jogja pada Selasa (24/12/2024) saat diamankan di Polresta Jogja. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Diduga karena tidak mau diajak balikan, seorang wanita menjadi korban penyiraman air keras yang direncanakan oleh mantan kekasihnya sendiri pada saat akan merayakan ibadah Natal Selasa (24/12/2024).
ADVERTISEMENT
Pelaku B dan Korban S diketahui sama sama berasal dari Kalimantan Barat. Keduanya menjalin hubungan sejak 2021.
Sementara pelaku penyiraman sendiri diketahui merupakan orang yang diminta oleh mantan pacar korban dengan modus menawarkan pekerjaan yang diposting melalui media sosial.
Kasatreskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio menyampaikan bahwa pelaku berinisial B yang merupakan otak dari penyiraman tersebut merupakan mahasiswa S2 di salah satu perguruan tinggi di Jogja.
Ia menyampaikan bahwa sebelumnya B sempat beberapa kami minta agar bisa kembali kepada mantannya berinisial NH, namu korban tetap menolak, sehingga menimbulkan amarah dari pelaku B.
“B memberikan ancaman jika tidak mau balikan, bilang kalau 1 sakit maka sakit semua,” katanya saat diwawancara wartawan pada Kamis (26/12/2024).
ADVERTISEMENT
“Karena korban tetap tidak mau, maka pada tanggal 12 Desember 2024, pelaku B mengunggah postingan di laman Facebooknya bahwa membutuhkan orang yang mau diajak kerjasama,” imbuhnya.
Probo menyampaikan bahwa tidak lama berselang, postingan B di Facebook ditanggapi oleh salah seorang pengguna lainnya. Ia menyampaikan bahwa keduanya sama-sama saling tidak mengenal. Kemudian keduanya berkomunikasi melalui WhatsApp (WA).
Ia menyebut bahwa B seolah mengarang cerita jika seolah-olah dia seorang perempuan bernama Shen Lung yang baru saja dikhianati suaminya oleh salah seorang pelakor. Dari komunikasi tersebut pelaku S menerima tawaran tersebut.
“Eksekutor Nya ini (S) minta uang 7 juta lalu disanggupi oleh si B namun 7 juta dan akan digenapi setelah eksekusi dilaksanakan. Tapi sebelum eksekusi dilaksanakan, S ini minta uang operasional dulu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam eksekunya, B menutupi dirinya dan tidak secara terang-terangan. Uang tersebut diberikan secara COD dengan cara dibungkus menggunakan plastik. Uang tersebut diambil selama enam kali dengan jumlah Rp1,6 juta.
“Itu termasuk untuk pembelian air keras, jaket ojol (untuk pelaku). Akhirnya sebanyak 6 kali juga si S datang ke tempat korban. Pada survey ketiga/keempat/kelima itu sebetulnya sudah mau dieksekusi (menyiramkan air keras) tapi ternyata korban tidak di kost,” ujarnya.
“Kemudian pada tanggal 24 Desember jam 15.00 WIB si B menghubungi lewat WA pada eksekutor (S) bahwa korban ada di kost untuk persiapan ke gereja ternyata benar karena si B juga menjelaskan ternyata ke gerejanya sekitar pukul 19.00 WIB (entah dapat informasi dari mana) ternyata benar si S datang ke lokasi jam 18.30 WIB,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan bahwa saat di pintu kos, gerbang kos korban dalam kondisi agak terbuka. Kemudian eksekutor S langsung melihat korban selesai mandi masih dalam keadaan menggunakan handuk dan langsung disiram dengan air keras.
Atas hal tersebut, Probo menyampaikan bahwa hampir di sekujur tubuh korban mengalam luka, terutama di bagian mata. Saat itu korban yang berteriak membuat pelaku panik dan langsung melarikan diri.
Pelaku lari menggunakan sepeda motor sementara korban masih menangis dan berteriak dan langsung ditolong oleh masyarakat.
“Setelah mendapat data dari korban dan teman-temannya korban kita akhirnya bisa mengarah ke pelaku tadi. Pelaku tadi awalnya tidak mengakui karena dia memang sengaja direncanakan setelah itu kami mendapatkan komunikasi dia melalui HP satunya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Probo mengungkapkan saat akan dilakukan pemeriksaan, pelaku membuang HP. “Setelah dilakukan penggeledahan, kita menemukan HP nya dan kita dapat menemukan komunikasi pelaku dengan eksekutor,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia mendetailkan jika korban mengalami penyiraman saat hendak berangkat ke Gereja pada pukul 19.00 WIB. B mengetahui posisi korban diketahui karena ada informasi yang masuk.
“Mungkin ada informasi kenapa pelaku sampai tahu bahwa korban mau melaksanakan malam Natal di Gereja,” ujarnya.
Ia menyebut jika air keras yang dibawa eksekutor tidak menyiramkan seluruhnya.
“Jadi S ini membawa gelas jumbo itu kemudian dimasukkan masih ada yang tersisa. Yang sisanya ditutup lagi, lalu dibawa pergi,” ujarnya.
Untuk menghilangkan jejak membuang mantel, gayung dan sisa air keras di Jembatan UGM atau arah menuju Jalan AM Sangaji. Ia menyebut bahwa korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dengan kondisi wajah, tangan, dan dada terkena air keras. (Hadid Husaini).
ADVERTISEMENT