Marak Penjualan Online, Harga Ayam Turun Jadi Rp 11.000 per Kilogram

Konten Media Partner
24 April 2020 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan ayam milik warga. Foto: Erfanto
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan ayam milik warga. Foto: Erfanto
ADVERTISEMENT
Para peternak dan pemilik rumah pemotongan ayam mengeluhkan turunnya harga daging ayam dalam sepekan terakhir. Banyaknya penjualan secara online yang dilakukan oleh berbagai kalangan dituding menjadi pemicu anjloknya harga daging ayam di pasaran.
ADVERTISEMENT
Suradi, salah seorang pemilik rumah potong ayam di Kecamatan Patuk mengungkapkan harga ayam hidup di kandang saat ini ada di kisaran Rp 12.000 hingga Rp 13.000 perkilogramnya. Namun jika harga ayam yang diambil oleh perusahaan dari peternak mitra plasma mereka, maka ayam akan dilepas di harga Drop Order (DO) sebesar Rp 11.000.
Kondisi ini memang berulang terjadi sejak awal tahun 2020 yang lalu. Suradi menyebut 4-5 hari lalu, sebetulnya harga ayam sempat membaik usai anjlok di harga Rp 8.000-Rp 9.000 perkilogram hidup di kandang. 4-5 hari lalu, harga daging ayam sempat naik di kisaran Rp 14.000 perkilogram hidupnya. Namun kini anjlok lagi akibat banyak pemain baru.
"Itu sekarang banyak ibu-ibu jualan ayam lewat HP. Ya jelas rusak harga pasaran,"ujarnya, Jum'at (24/4/2020).
ADVERTISEMENT
Akibat banyak pemain yang menjual daging secara online maka harga tidak bisa dikendalikan lagi. Antara satu penjual dengan penjual yang lain mulai perang harga agar dagangannya laku. Hal inilah yang merusak harga jual daging ayam di pasaran dalam beberapa minggu terakhir.
Sebelum banyak penjual daging ayam online, harga daging ayam cenderung stabil. Karena ada beberapa komponen yang harus diperhitungkan sebagai biaya sebelum daging dijual ke pasar. Selain produksi, komponen yang diperhitungkan di antaranya seperti biaya penyembelihan, pembersihan bulu dan jeroannya.
"Tapi sekarang pemain-pemain online itu ndak menghitungnya. Asal laku gitu aja,"tambahnya.
Kondisi ini tentu membuat para peternak mengalami kerugian cukup besar. Seperti yang diungkapkan oleh Erfan, peternak ayam asal Desa Putat Kecamatan Patuk. Menurut Erfan, untuk menutup ongkos produksi seharusnya ayam dijual Rp 16.000 perkilogram hidup di kandang.
ADVERTISEMENT
Dan agar tetap untung maka biasanya harga jual ayam hidup di kandang di level Rp 18.000. Dengan kondisi sekarang ini, maka salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menunda panen. Meskipun harus menanggung biaya produksi lebih besar, namun cara ini dipandang memungkinkan.
"Tempat saya harusnya panen Rabu malam kemarin. Namun diundur, mungkin minggu besok,"tambahnya.