Konten Media Partner

Masalah Ekonomi Jadi Motif Pembunuhan Mayat di Laguna Pantai Depok

29 Oktober 2021 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku pembunuhan mayat di Laguna Pantai Depok saat konferensi pers di Mapolres Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku pembunuhan mayat di Laguna Pantai Depok saat konferensi pers di Mapolres Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Misteri penemuan mayat di Laguna Pantai Depok mulai terungkap. Korban bernama Mularti (56) warga Padukuhan Gesikan, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul, ditemukan tewas Senin (26/10/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Korban ternyata dibunuh oleh selingkuhannya, Yunarto (49) yang ternyata tetangga korban. Polisi juga mengungkap motif pembunuhan tersebut.
"Motifnya ekonomi. Pelaku hutangnya banyak,"ujar Kapolres Bantul AKBP Ihsan, Jumat (29/10/2021).
Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, ternyata motif pembunuhan tersebut adalah karena ingin menguasai hartanya. Sebelum melakukan pembunuhan keduanya sempat berhubungan badan di sebuah losmen di Pantai Parangtritis.
AKBP Ihsan mengatakan kasus pembunuhan tersebut bermula ketika pelaku menghubungi korban. Mereka memutuskan untuk bertemu di RS Panembahan Senopati Bantul. Kemudian pelaku menitipkan sepeda motor yang dibawanya di Parkiran RSUD Panembahan Senopati.
"Mereka jalan-jalan ke Pantai Depok menggunakan motor korban," ungkapnya.
Setelah berjalan di Pantai dan sempat ke losmen. Dan jam 10 WIB, keduanya kembali ke pantai. Saat itu korban mengajak pulang dan pelaku langsung melakukan penganiayaan hingga berakhir pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Saat hendak naik motor tersebut, pelaku mencekik dan memukul korban sampai tak bernyawa. Tak hanya itu, pelaku langsung menyeret 3-4 meter dan menyembunyikan ke muara korban menutupi dengan daun.
"Lokasinya di dekat pembuangan sampah. Jadi sangat sepi. Leher dicekik kemudian dipatahkan," ungkapnya.
Usai melakukan penganiayaan, pelaku mengambil barang korban seperti uang Rp 200 ribu, perhiasan kalung dan cincin termasuk motor korban. Pelaku meninggalkan TKP menggunakan motor korban.
Untuk menghilangkan jejak, sepeda motor korban dititipkan ke Pasar Bantul. Kemudian pelaku pergi ke RSUD Panembahan Senopati untuk mengambil motornya. Kemudian dia pulang ke rumahnya sebelum pergi ke Surabaya.
"Kalungnya juga putus terus dititipkan ke salon untuk nanti diperbaiki dan dijual," paparnya.
ADVERTISEMENT