Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten Media Partner
Melihat Hasil Kolaborasi Brand Perhiasan dengan 5 Putri Keraton Yogyakarta
5 Agustus 2022 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu brand perhiasan di Yogyakarta merilis perhiasan model baru yang berkolaborasi dan terinspirasi dari 5 puteri Keraton Yogyakarta . Bentuk perhiasannya juga terinspirasi dari keindahan dan filosofi bunga Kemuning yang tumbuh di sekitar lingkungan keraton.
GKR Mangkubumi, putri sulung Sultan HB X mengatakan bahwa karya seni kali ini berbeda dari sebelumnya, karena mengambil ide konsep dari bunga untuk perhiasannya.
“Selama ini perhiasan saat kita menari dengan simbol-simbol yang maskulin seperti naga, untuk puteri seperti pagar (kuncup melati), dan karena keseharian kita dekat dengan bunga seperti melati, kenanga, mawar, dan kemuning. Kali ini kita kreasikan lebih ke bunga. Bunga tidak hanya sebagai tradisi dan ritual saja, dari situ kita tarik bagaimana menjadi perhiasan sebagai harian,” ungkapnya, Jumat (5/8/2022).
ADVERTISEMENT
Founder dan Creative Conceptor Tulola Jewelry, Happy Salma mengatakan bahwa perhiasan ini dibuat khusus berdasarkan karakter dari masing-masing Putri Keraton sebagai simbol budaya.
“Saya sungguh menantikan kembali kolaborasi ini. Selain mereka mengampu peran sebagai Putri Keraton, seorang Ibu, wanita karier, juga mengambil peran dalam beraktivitas sosial, namun juga mereka adalah pribadi sehari-hari yang ingin terus mengasah diri, mengaktualisasikan kreativitas, dan memiliki lapis emosi serta perasaan yang kompleks. Hal ini menarik untuk kita amati, resapi, dan tuangkan dalam kreativitas perhiasan,’’ ucap Happy Salma.
Koleksi kemuning ini terdiri dari 6 koleksi ArtWear limited edition. Di mana 5 di antaranya karakter dari putri keraton dan 1 dari karakter Ratu.
GKR Condrokirono, puteri Sultan HB X, mengatakan bahwa perhiasan ini merupakan bukti bahwa tradisi leluhur dapat dilestarikan melalui perhiasan yang dapat dipakai sehari-hari baik itu oleh remaja maupun orang dewasa.
ADVERTISEMENT
“Tradisi merupakan identitas kita, bagaimana kita bangga dengan tradisi kita yang diturunkan ke generasi-generasi kita?, salah satu nya dengan Kemuning ini. Desainnya juga disesuaikan dengan milenial saat ini sehingga kita bisa menggunakan perhiasan ini sewaktu-waktu,” ucap GKR Condrokirono.
Proses pengerjaan produk ini dilakukan 100 persen hasil dari pengerjaan tangan perajin dengan pola gergaji, ditatah, dibentuk, dirangkai dengan dipatri. (Eva Mintarsih)