Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Membumikan Kembali Campursari bagi Generasi Milenial
26 September 2019 10:04 WIB

ADVERTISEMENT
Pemda DIY mempunyai strategi khusus untuk mempopulerkan campursari di kalangan milenial. Campursari, kesenian musik Indonesia asal Jawa itu, kini sudah kalah tenar dibandingkan dengan musik pop. Musik campuran dari berbagai genre musik kotemporer tersebut sangat jarang diputar di tempat-tempat umum, seperti cafe, restoran dan pusat perbelanjaan. Sehingga tak heran jika generasi milenial tidak tergugah untuk mengembangkannya.
ADVERTISEMENT
Perlu pengenalan kembali kepada para generasi muda agar campursari tidak hilang ditelan zaman.
"Musik campursari harus bisa berkembang dan lebih dekat kepada para generasi muda. Diharapkan mereka tergugah mengembangkan kembali campursari dengan genre-genre musik berbeda yang menyesuaikan zaman," tutur Kepala UPTD Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Diah Tutuko Suryandaru, saat Gelar Karya Maestro "Manthous" di Concert Hall TBY, Rabu (25/9/2019)
Gelar karya yang berlangsung pada Rabu (25/9) malam tersebut menampilkan grup musik Campur Sari Gunung Kidul (CSGK) yang didirikan Manthous, sang penemu musik campursari. Mereka membawakan karya-karya ciptaan pemilik nama asli Anto Soegiyartono tersebut, salah satunya lagu Gethuk yang sangat dikenal dan dikenang masyarakat luas.
"Walaupun Bapak Manthous sudah mendahului kita, karya-karya beliau tetap dikenang oleh setiap orang yang pada tahun 1990 mengenal baik karya-karyanya," kata Aris Eko Nugroho, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, pada kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Acara berlangsung meriah dengan hampir semua kursi terisi. Tidak hanya menampilkan CSGK, kegiatan tersebut juga memamerkan benda-benda yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup Manthous, seperti orgen, piagam penghargaan, rythm composer, dan plakat. (Dion/adn)