Konten Media Partner

Menbud Fadli Zon Tegaskan Tak Ada Pembangunan Museum yang Mangkrak

18 Januari 2025 13:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Foto: Olive
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Foto: Olive
ADVERTISEMENT
Meski sejauh ini sudah ada ratusan museum yang berdiri di Indonesia, diketahui pada tahun 2025 ini, pemerintah masih hendak membangun sejumlah museum baik museum sejarah, museum budaya, dan museum khusus.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia (RI) Fadli Zon kembali menegaskan tidak ada bangunan museum yang mangkrak.
"Tidak boleh ada museum yang mangkrak gitu, harus kita aktivasi. Karena menurut saya ini adalah kekayaan nasional kita, aset nasional kita. Dan ini menurut saya sumber edukasi kita," katanya saat memaparkan materi di acara Sarasehan Taman Pintar Yogyakarta, pada Jumat (17/1/2025).
Fadli Zon menyebut, belum lama ini dirinya meresmikan beberapa museum baru di Indonesia, satu diantaranya yaitu Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat.
"Saya sudah datang ke museum Pak Harto, kemarin kita meresmikan juga museum Tan Malaka, dan museum pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat, serta beberapa museum lagi. Memang sudah ada beberapa museum yang kita bangun, sekarang ini belum tuntas," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menbud menilai, saat ini Indonesia kekurangan museum saintifik utamanya yang mengembangkan STEM (Science, Teknik, Engine, Math).
"Saya kira kita ini kekurangan museum-museum mungkin yang saintifik. Ke depan ini, Pak Prabowo kan terutama ingin konsentrasi untuk bagaimana menciptakan generasi emas 2045 mulai dari gizinya harus dicukupi," ujarnya.
"Tapi (disamping itu), kami ingin pada dunia sekolah untuk orientasinya kalau bisa lebih banyak untuk mengembangkan STEM (Science, Teknik, Engine, Math)," pintanya.

Fadli Zon Apresiasi Keberadaan Taman Pintar

Lanjut Fadli Zon turut menyanjung keberadaan Taman Pintar tersebut.
"Saya lihat banyak sekali anak-anak sekolah yang datang. Mereka tentu mendapatkan banyak informasi, interaksi. Saya kira ini sangat penting jika melihat museum ini ke depan harus kita tetal tumbuhkan, kita encourage, termasuk museum-museum swasta, serta museum-museum perorangan, menurut saya bisa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ia juga meyayangkan belum terdapat museum yang memiliki standar representatif.
"Kita ini sebenarnya belum punya museum yang standar museumnya itu cukup representatif, misalnya museum musik Indonesia. Belum ada, walaupun ada perorangan kayak di Malang," kata dia.

Koleksi Ribuan Kaset dan Piring Hitam

Sebagaimana menggambarkan museum perorangan yang representatif, dalam kesempatan itu, dirinya bercerita suka mengoleksi kaset sebanyak 28.000 dan 13.000 piringan hitam.
"Saya sendiri mengoleksi kaset Indonesia itu 28.000 kaset (tidak ada yang sama). Dan piringan hitam saya kumpulkan ada sekitar 13.000 piringan hitam Indonesia," ucapnya.
Selain itu, ia juga mengumpulkan sekitar 15.00 master musik Indonesia dari label yang berbeda.
"Lalu master-master musik juga saya kumpulkan ada sekitar 15.000 master musik Indonesia dari banyak label-label yang ada, yang mungkin sudah tidak ada lagi, itu aja item per item," tuturnya.
ADVERTISEMENT
(Olive)