Mengenang 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa 30 September

Konten Media Partner
30 September 2020 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi duka cita. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi duka cita. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
30 September, menjadi tanggal yang tak terlupakan bagi masyarakat Indonesia. Kurang lebih 55 tahun yang lalu, sejumlah pahlawan revolusi gugur dalam peristiwa 30 September atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI.
ADVERTISEMENT
Sejumlah Jenderal Revolusi dibunuh secara sadis. Yogyakarta, menjadi salah satu daerah yang memiliki deretan pahlawan revolusi yang juga ikut gugur dalam peristiwa itu.
Berikut ini adalah 10 pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa 30 September.

1. Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, menjadi salah satu pahlawan yang gugur dalam peristiwa 30 September di Yogyakarta. Ia merupakan Kepala staff TNI-AD dari tahun 1962 sampai 1965.
Jenderal Ahmad Yani ditembak mati oleh Pasukan Cakrabirawa pada 1 Oktober 1965 pukul 04.35 WIB di kediamannya. Ia jatuh tersungkur usai 7 peluru menembus dadanya.
Kini, kediaman Jenderal Ahmad Yani menjadi Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.

2. Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, 5 Februari 1923. Ia adalah mantan KOREM 072 Pamungkas yang gugur pada peristiwa Gerakan 30 September.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1965, ia dan Kepala Staf Korem 071, Letnan Kolonel Sugiono, diculik dan dibawa ke daerah Kentungan. Keduanya dipukul dengan kunci mortar.
Selanjutnya, kedua pahlawan tersebut dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan oleh penculik. Jenazah keduanya baru ditemukan pada 21 Oktober 1965 dalam kondisi rusak. 22 Oktober 1965, Brigjen TNI Katamso dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

3. Kapten (Anumerta) Pierra Andrea Tandeon

Kapten (Anumerta) Pierra Andrea Tandeon merupakan seorang ajudan Jenderal besar Abdul Haris Nasution. Ia lahir pada 21 Februari 1939 dan mengawali karier militer di bidang Inteljen.
Kapten Pierra Andrea Tandeon menjadi salah satu korban dalam peristiwa 30 September di Jakarta. 30 September 1965, pasukan Cakrabirawa menggrebek rumah Jenderal AH Nasution.
ADVERTISEMENT
Para pasukan Cakrabirawa yang mengira Kapten Pierra Andrea Tandeon adalah Jenderal AH Nasution pun langsung menculiknya. Ia gugur di lubang buaya bersama dengan 6 perwira tinggi TNI lainnya di Jakarta.

4. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Raden Suprapta

Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Raden Suprapta, juga menjadi salah satu jenderal TNI yang gugur dalam peristiwa 30 September di Lubang Buaya, Jakarta.
Ia pernah menjadi ajudan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Tak hanya itu, ia pun andil dalam pertempuran di Ambarawa.
Di usianya yang ke-45 tahun, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Raden Suprapta, meninggal usai ditembak dan jenazahnya dimasukkan ke dalam lubang buaya.

5. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Siswando Parman

Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman, seorang pahlawan yang turut gugur di Lubang Buaya dalam peristiwa 30 September.
ADVERTISEMENT
Jenderal TNI kelahiran Wonosobo pada 4 Agustus 1918 ini adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

6. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Mas Tirtodormo Haryono

Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Mas Tirtodormo Haryono atau MT Haryono, menjadi seorang pahlawan yang gugur di Lubang Buaya Jakarta dalam peristiwa 30 September.
Ia ditembak oleh Pasukan Cakrabirawa di kediamannya di Jakarta. Selanjutnya, ia dibawa dengan truk untuk dimasukkan ke dalam Lubang Buaya bersama dengan 6 pahlawan lainnya.

7. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo

Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen pada tanggal 18 Agustus 1922. Ia diculik oleh Pasukan Cakrabirawa pada 1 Oktober 1965 sekira pukul 04.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Saat dibawa ke lubang buaya, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, diketahui masih sadar bahkan diminta untuk berjalan sendiri.

8. Kolonel Infonteri (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto

Kolonel Infonteri (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto menjadi salah satu pahlawan revolusi yang lahir di Gunungkidul pada tanggal 12 Agustus 1926. Ia menjabat sebagai kepala staf KOREM 072 sebelum akhirnya menjadi korban kekejaman peristiwa 30 September di Kentungan Yogyakarta.

9. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Ispac Panjaitan

Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Ispac Panjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara, pada tanggal 19 Juni 1925. Ia menjadi salah seorang tokoh di balik perintisan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang merupakan cikal bakal TNI.
1 Oktober 1965, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Ispac Panjaitan diberondong peluru di depan rumahnya. Pasukan Cakrabirawa menembaknya dan membuatnya gugur.
ADVERTISEMENT

10. Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun

Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun merupakan ajudan salah satu menteri kabinet presiden Soekarno, Johanes Sayimenah. Kala itu, ia berjaga di rumah Johanes Sayimenah yang tak jauh dari rumahnya.
Meski sempat mengalahkan beberapa orang yang akan menculiknya, jumlah kedua pihak tak imbang. Ia diberondong peluru panas sebelum akhirnya tutup usia. (Melinia Lasma Natasya Simangunsong)