Menilik Penjara Banceuy, Tempat Bung Karno Tulis Pledoi Indonesia Menggugat

Konten Media Partner
18 Februari 2023 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monumen Penjara Banceuy tempat Bung Karno menulis pledoi Indonesia Menggugat. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Monumen Penjara Banceuy tempat Bung Karno menulis pledoi Indonesia Menggugat. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Monumen Penjara Banceuy menjadi saksi sejarah perjuangan presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Tempat yang kini menjadi destinasi sejarah itu, memiliki cerita sejarah di mana Presiden pertama Indonesia pernah dipenjara di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Situs Sel Penjara Banceuy itu sendiri berada di Jalan ABC, Kota Bandung dan tidak jauh dari Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia Afrika Bandung.
Salah satu penjaga Situs Penjara Banceuy, Ahmad mengatakan dirinya sudah di situs Penjara Banceuy sejak 1984. Ia kemudian menceritakan perjalanan penjara tersebut dibangun yakni pada akhir abad ke-19 atau tepatnya pada 1871.
"Kamarnya kecil hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter. Hanya satu sel bekas Soekarno dan salah satu bagian menara pengawas dari bangunan penjara ini yang dibiarkan tersisa, ya sampai sekarang ini. Sel tahanan nomor 5 masih berdiri kokoh sampai hari ini. Ya di tempat inilah dulu Bung Karno menjalani masa tahanan," kata penjaga situs Penjara Banceuy, Ahmad, Sabtu (18/2/2023).
Monumen Penjara Banceuy tempat Bung Karno menulis pledoi Indonesia Menggugat. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
Kamar bercat putih dengan pintu besi bernomor 5 ini menjadi tempat Bung Karno mendekam. Ahmad menjelaskan kamar itu hanya berisi kasur lipat juga toilet nonpermanen.
ADVERTISEMENT
Selama 1 tahun 2 bulan, Soekarno menghabiskan waktu di dalam sel tersebut. Kendati demikian, tak melunturkan semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Meski tidak ada fasilitas apapun, Soekarno mampu merangkai kata-kata pledoi Indonesia Menggugat, yang dibacakannya di pengadilan yang kemudian menggelorakan semangat untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
"Buku ini (Indonesia Menggugat) kan (dibuat) saat Soekarno di asingkan di sini. Tadinya pihak pemerintah Belanda (membuat Soekarno) tidak bisa berpikir, supaya down lah. Tapi beliau justru (menghasilkan buku) dari sini memikirkan pembelaan sampai pemikiran buku Indonesia Menggugat," jelasnya.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto ikut mensiasati perjuangan yang telah dilakukan oleh Bung Karno. Ia melihat, sejarah perjuangan Bung Karno dan seluruh rekan sangat patut dicontoh oleh generasi muda masa kini terlebih dalam menghadapi tantangan.
ADVERTISEMENT
"Justru ini saksi hidup, yang semangatnya hidup, semangatnya menggelora untuk kita dan tentu saja generasi muda yang akan datang. Buku ini menurut saya wajib dibaca bagi generasi penerus muda untuk memahami betapa hebatnya para pendiri bangsa termasuk Bung Karno. memperjuangkan kemerdekaan," kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto.
Di sisi lain, Eko mendorong pada Pemda DIY untuk lebih peduli terhadap situs-situs sejarah. Apalagi Yogyakarta pernah menjadi ibukota Indonesia sementara yang tentu menjadi sejarah penting untuk dikenang dan diketahui generasi penerus bangsa.
"Bagaimanapun DIY sangat penting untuk perjalanan bangsa. Ibukota pernah berpindah ke Jogja yang tentu jadi sejarah panjang yang harusnya perlu diabadikan di museum. Komisi A mendorong Pemda DIY untuk mewujudkan museum kebangsaan sebagai pelengkap Perda yang sudah kita miliki," pungkasnya.
ADVERTISEMENT